Dilarang Meliput Waduk Cileuweung
Dihadang Satpam, Waduk Cileuweung Masih Beroperasi KUNINGAN – Proyek pembangunan Waduk Cileuweung yang kini masih dalam proses pembukaan akses jalan, memunculkan kesan tertutup. Terbukti kemarin (7/8), saat beberapa awak media tengah mengambil gambar, security proyek langsung menghentikannya. Tinjauan lapangan yang dilakukan Radar bersama awak media lainnya itu sekitar pukul 16.00. Radar mencoba memasuki lokasi proyek lewat Jalan Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum. Saat itu terlihat sejumlah pekerja tengah melakukan pembangunan akses jalan menuju waduk. Tampak pula tiga orang dengan kepala mengenakan helm proyek. Setelah Radar mengambil beberapa gambar dengan kamera foto, tidak lama kemudian tiba seorang security melambaikan tangan. “Maaf darimana? Punya izin meliput tidak?” tegur security dengan tulisan Dedi di dada seragamnya itu. Dia menyebutkan, terdapat aturan yang harus dipatuhi saat memasuki lokasi proyek. Wartawan tidak boleh sembarangan masuk, tapi harus mendapatkan izin dari perusahaan bersangkutan terlebih dulu. “Aturannya itu harus lapor dulu ke kantor kami, baru setelah mendapatkan izin bisa ke sini lewat pintu depan. Pas di sini juga saya selaku security harus untuk lapor ke pengawas lapangan. Baru bisa masuk,” terangnya. Pria yang di dadanya bertuliskan nama Dedi ini menegaskan, dirinya tidak bisa memutuskan apakah wartawan bisa meliput atau tidak. Kalau ada wartawan yang masuk tanpa izin, kata dia, maka dirinya yang kena teguran dan disalahkan oleh perusahaan. Namun saat ditanya alasan kenapa mesti menempuh mekanisme seperti itu, Dedi menjawab tidak tahu. “Kalau saya hanya sekadar menjalankan tugas. Jadi, masalah itu saya kurang tahu. Jadi, saya mohon maaf, silahkan ke kantor saja,” ujar pria yang mengaku warga setempat itu. Ditanya harus menemui siapa, Dedi menyebut nama Ayi dan Agus. Apakah bisa meminta izin ke Bupati Kuningan, dia menjawab harus ke orang yang punya proyek. Kendati demikian, sekilas, Dedi memberikan keterangan terkait proyek tersebut. Dikatakan, saat ini baru memasuki tahap pembukaan akses jalan dengan jarak tidak lebih dari 1 kilometer. Untuk lahan perhutani belum dibuka lantaran masih dalam proses. Agar bisa menembus lokasi waduk, membutuhkan akses jalan sekitar 2 kilometer. Terkait keamanan proyek, Dedi mengaku dirinya bertugas seorang diri pada siang hari. Beda halnya dengan malam hari, terdapat dua rekannya yang melakukan penjagaan. Dia mengaku tidak menemui masalah dalam melakukan pengamanan proyek. “Tidak pernah ada kasus pencurian di sini. Paling juga pernah terpal, itu pun dikembalikan lagi oleh masyarakat setelah mereka selesai menjemur padi hasil panen,” ungkapnya. Sementara, di samping sejumlah pekerja yang kabarnya warga Ciledug Cirebon, tampak dua kendaraan berat nangkring di lokasi proyek. Terlihat pula pria mengenakan helm proyek mengendarai sepeda motor menghampiri para wartawan. “Saya konsultan yang tiap hari ke sini melakukan pengawasan. Pelaksanaan proyek ini tidak mengenal libur hanya hari-hari besar nasional saja. Itu yang sedang dikerjakan para pekerja, baru fondasi buat akses jalan,” ujar pria yang mengaku bernama Diki itu. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: