Konsultasi Hanya Membuang Waktu
Sejumlah PNS Kritik Langkah Sekda KEJAKSAN - Pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda) Drs H Asep Dedi MM yang akan melakukan konsultasi ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), justru menuai kritik dari anak buahnya. Langkah sekda dianggap membuang waktu dan anggaran. Sejumlah PNS yang enggan namanya dikorankan, mempertanyakan efektivitas sekda konsultasi ke KASN, karena hal itu memunculkan kesan tidak mampu menyiapkan mutasi secara matang. “Konsultasi apanya yang dikonsultasikan, ini kebiasaan birokrat yang tidak bisa menjawab pertanyaan. Kenapa tidak sekalian konsultasi ke Allah saja yang sudah jelas,” kata salah seorang PNS kepada Radar, Jumat (7/8). Mekanisme mutasi, lanjutnya, sebenarnya sudah baku yang terpenting tidak melanggar aturan kepegawaian dengan menempatkan PNS tidak sesuai dengan golongan dan jabatannya. Jangan sampai golongan yang di bawah justru malah memimpin golongan yang di atasnya karena jelas itu pelanggaran. Kalaupun terbit Undang-undang ASN tidak ada perubahan yang signifikan. Yang berubah hanya keberadaan baperjakat sudah tidak ada lagi dan diganti dengan panitia seleksi (pansel), selebihnya tidak ada perubahan yang signifikan. Untuk itu dirinya sempat kaget mutasi akhir Agustus seperti yang digembar- gemborkan di media tiba-tiba akan dikonsultasikan ke KASN dengan alasan prinsip kehati-hatian. BK Diklat sebagai OPD yang menangani persoalan mutasi mestinya harus lebih matang dan siap menyiapkan daftar nama-nama dan sesuai dengan jenjang kepangkatan. H Budi Gunawan dari Fraksi Bangkit Persatuan menganggap sistem mutasi yang diterapkan walikota kurang pas. Jika mutasi para eselon PNS menggunakan konsultan (Pansel), tapi giliran mutasi promosi pejabat di perusahaan daerah justru menggunakan cara mutasi PNS. Harusnya proses mutasi di BUMD menggunakan konsultan sehingga lebih kapabel dan memiliki kredibilitas meningkatkan etos kerja BUMD. “Jabatan Dirtek seperti mutasi urut kacang, mutasi pejabat eselon justru pake konsultan. Harusnya BUMD menggunakan Konsultan, ‘’ kata Budi Gunawan. Direktur The Human Institute, Umar Stanis Clau menegaskan, mutasi yang diumumkan walikota akhir bulan ini sebenarnya tidak ada yang istimewa. Karena hampir dipastikan tidak menyentuh eselon II dan hanya eselon III dan IV. Berbeda dengan nanti tahun 2016 mutasi akan menyentuh eselon II pejabat-pejabat eselon II yang lama menjabat akan dievaluasi kinerjanya. Malah tidak menutup kemungkinan akan digeser untuk penyegaran. Apalagi kalau menempati posisi yang terlalu lama justru ada dua kemungkinan, pertama jenuh dan kedua terlalu nyaman. Karenanya walikota 2016 akan melakukan penyegaran. ‘’Yakinlah mutasi bulan ini tidak ada yang spektakuler, yang fanatastis nanti tahun 2016, ‘’ kata Clau. Mutasi dalam waktu dekat tidak lebih hanya untuk menempati sejumlah kursi kosong eselon III dan IV karena ada yang pindah tugas dan ada yang pensiun dan meninggal dunia. Setelah formasi eselon lengkap semua, barulah walikota menggelar mutasi dan rotasi besar-besaran di tahun 2016 yang akan datang. (abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: