Pedagang Daging Sapi Andalkan Produk Lokal
KUNINGAN - Meski di daerah lain banyak yang mogok terkait pembatasan kuota sapi impor hingga harga daging melambung, tapi tidak dilakukan oleh pedagang di pasar tradisional Kuningan. Mereka tetap berjualan meski dengan stok yang terbatas. Mereka kebanyakan mengandalkan sapi lokal. Untuk harga sendiri, memang melambung hingga menembus Rp110 ribu per kilogram. “Pedagang tetap berjualan seperti biasa. Namun daging yang dijual terbatas. Alasannya karena pasokan sapi lokal terbatas,” ucap Mira Namira, salah seorang pedagang di Pasar Baru Kuningan kepada Radar, kemarin (9/8). Dia menyebut, akibat ada pembatasan, suaminya yang biasa dalam sehari memotong lima sapi, saat ini hanya dua ekor. Dengan situasi seperti ini, maka tidak heran harga daging melambung menjadi Rp110 ribu per kilogram. Dikatakan, awalnya harga daging sapi hanya Rp95 ribu, lalu naik ke angka Rp100 ribu dan kini Rp110 ribu per kilogram. Dulu ketika Lebaran, harganya menembus ke Rp140 ribu per kilogram. “Dengan kondisi seperti ini, pedagang jadi pusing. Pedagang terpaksa berjualan karena untuk menjaga langganan tidak berpaling,” ucap dia. Mira memprediksi, kenaikan harga akan tetap berlanjut hingga Lebaran Haji atau Idul Adha. Apalagi, banyak sapi yang sudah didrop untuk kebutuhan kurban. Sementara itu, dengan banyaknya aksi mogok oleh pedagang sapi, membuat pihak Distanakan Kuningan tidak tinggal diam. Mereka menerjukan petugas untuk memantau masalah stok daging di pasaran. “Karena ada pembatasan daging impor, maka stok daging hanya mengandalkan sapi lokal. Dalam sehari, sapi impor yang dikirim ke Kuningan sebanyak delapan ekor atau setara dengan empat ton daging. Pedagang Kuningan sudah banyak yang bekerja sama dengan pemasok sapi impor,” ucap Kadistanakan Kuningan, Ir Hj Triastami melaui Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat, Suhyana SP, kemarin. Seharusnya, kata dia, kondisi ini membut peternak lokal beruntungan. Namun kenyataannya tidak karena selama ini hubungan antara penjual daging dengan peternak tidak harmonis karena ada sesuatu hal. Sebenarnya, kata dia, sapi di Kuningan sudah surplus. Buktinya, ada 25.390 ekor sapi di Kuningan. Itu belum ditambah jumlah sapi perah sebanyak 5.543 ekor. Tapi, selama ini masih memasok sapi impor karena harganya lebih murah. Dari pantauan Radar, mahalnya daging sapi membuat warga berpindah membeli daging ayam. Dipilihnya daging ayam karena daging kambing juga mahal, yakni Rp110 ribu per kilogram atau setara dengan daging sapi. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: