PAPDI Gelar Simposium Penyakit Dalam
CIREBON - Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dalam dunia kedokteran, Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Cirebon, menggelar ‘Cirebon Symposium in Internal Medicine (CSIM) 2015’ yang berlangsung selama dua hari yakni Sabtu (8/8) dan Minggu (9/8). Kegiatan tersebut berlangsung di salah satu hotel berbintang Jl DR Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon itu diikuti 318 orang peserta mulai dokter spesialis, dokter umum hingga mahasiswa fakultas kedokteran dari berbagai wilayah di Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan (Ciayumajakuning), Jakarta, Bandung dan sekitarnya. Ketua Pelaksana CSIM 2015 Dr H Wizhar Syamsuri SpPD-FINASIM kepada Radar Cirebon mengatakan, kegiatan simposium ilmiah ini sudah dilaksanakan PAPDI Cabang Cirebon ke-9 kalinya. “Kegiatan ini diisi dengan simposium, workshop dan temu ahli. Tidak hanya itu, selama kegiatan berlangsung juga digelar halalbihalal keluarga besar PAPDI Cabang Cirebon dan gathering yang diikuti dokter spesialis penyakit dalam se-Ciayumajakuning, Jakarta, Bandung, juga Tegal. Termasuk menggelar pameran farmasi dengan menghadirkan perusahaan-perusahaan farmasi terkenal,” katanya. Dr Wizhar mengungkapkan, acara tersebut mengundang guru besar ahli penyakit dalam, para konsultan dan dokter spesialis penyakit dalam. “Mereka yang kami undang itu, Prof Dr Rully MA Roesli Ph D SpPD-KGH, DR dr Hikmat Permana SpPD-KEMD, DR dr Ria Bandiara SpPD-KGH, dr Dono Antono SpPD-KKV, dr Edwin Setiabudi SpPD-KKV, dr Khomimah SpPD-KEMD, dr Nani Natalia DCN SpPD-KEMD, dr Andre Gray SpPD, dr Dedi Nuralamsyah SpPD FINASIM, dr Handono Abror SpPD, dr M Luthfi SpPD FINASIM, dr Nurmilawati SpPD, dr Sibli SpPD, dan dr Sutiadi Kusuma SpPD,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua PAPDI Cabang Cirebon Dr I Made Astawa SpPD menjelaskan, kegiatan CSIM ini sebenarnya agenda rutin tahunani yang sudah menjadi program kerja. “Tujuannya untuk membagi ilmu pengetahuan kedokteran khususnya perkembangan ilmu kedokteran tentang penyakit dalam,” jelasnya. Dr I Made Astawa berharap, melalui simposium dan workshop ini bisa menambah pengetahuan dari para peserta mulai dari mahasiswa fakultas kedokteran, para dokter umum dan dokter spesialis. “Bagaimanapun juga perkembangan ilmu kedokteran dari waktyu ke waktu terus berkembang, karenanya para dokter harus meng-up grade ilmu kedokteran supaya tidak tertinggal. Untuk simposium bobotnya 8 SKP sedangkan workshop bobotnya 4 SKP,“ ucapnya. (abd/ikl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: