Daging Sapi Jadi Rebutan

Daging Sapi Jadi Rebutan

Banyak Pedagang Kuningan “Impor” dari Jateng dan Jatim KUNINGAN - Dibatasinya kuota sapi impor membuat para pedagang daging sapi di Kuningan rebutan stok. Mereka bukan hanya mencari sapi lokal, tapi berburu hingga ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut mereka, apabila tidak kebagian daging untuk dijual, mereka tidak akan bisa berjualan. Situasi ini semakin diperburuk dengan banyaknya peternak yang menahan sapinya dijual. Mereka memilih untuk dijual pada saat Hari Raya Kurban (Idul Adha) agar harga jualnya lebih tinggi. “Saya beberapa hari lalu tidak berjualan karena tidak ada sapi yang dipotong. Saat ini saya terus berburu sapi, baik yang ada di Kuningan, Majalengka maupun ke daerah Jawa (Jateng dan Jatim),” ucap Mustofa, salah seorang penjual daging sapi di Pasar Baru Kuningan kepada Radar, kemarin (10/8). Mustofa menyebut, sebenarnya dari kualitas, sapi lokal lebih baik karena dagingnya tahan lama. Berbeda dengan sapi impor yang harus habis sekaligus karena kesegaran daging bisa menurun meski disimpan di lemari pendingin. Dia juga waswas kalau situasi seperti ini. Alasannya karena stok sapi lokal akan terus berkurang. Sedangkan kebutuhan terus meningkat. Selama ini, kata dia, adanya sapi impor cukup membantu terpenuhinya kebutuhan daging di Kuningan. Bukan hanya Mustofa yang waswas. Emod, pedagang daging sapi lainnya merasakan hal yang sama. Bahkan, dia lebih waswas karena dirinya menjual daging sapi dengan cara ngabajong (mengambil dari Bandar, red). Kalau bandar memberi jatah, maka bisa berjualan. Tapi kalau tidak, sudah pasti tidak berjualan. “Saya hanya penjual daging sapi biasa. Saya berharap situasi kembali normal sehingga harga daging kembali seperti semula. Dan pembeli daging sapi pun ramai lagi,” harapnya. Sementara itu, H Didi yang merupakan bandar sapi mengaku, apa yang disebutkan oleh pemerintah terkait surplus sapi potong, itu hanya omong kosong. Kenyataan di lapangan, pedagang membeli dari daerah Jawa dan ini sudah terjadi sejak lama. “Mana buktinya sapi surpulus? Itu sih hanya akal-akalan pemerintah. Saya harus beli dari daerah Jawa. Andai ada di Kuningan, tentu tidak perlu jauh ke luar provinsi,” jelasnya. Menurutnya, saat ini harga daging di Kuningan masih cukup terjangkau. Sebagai bukti, harga paling tinggi Rp110 ribu per kilogram. Didi sendiri menjual Rp100 ribu per kilogram ke pelanggan tetap. Dari pantauan Radar, kondisi di daerah lain banyak yang mogok, membuat pihak Disperindag melakukan pemantauan ke pasar-pasar. Begitu pula pihak kepolisian yang menerjunkan tim untuk mengecek kondisi di pasar. “Saya lihat Kuningan tidak terpengaruh. Dan saya yakin stok akan kembali stabil. Apalagi, pemerintah sudah membuka kembali keran sapi impor sesuai dengan berita di televisi,” ucap Kadisperindag Kuningan, Agus Sadeli. (mus)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: