22 Persen Pelajar Terjangkit Narkoba

22 Persen Pelajar Terjangkit Narkoba

KUNINGAN - Dua sekolah binaan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kuningan dinilai oleh Tim BNN Provinsi Jawa Barat, Kamis (13/8, dalam kompetisi ASBN (Aksi Sekolah Bebas Narkoba). Kedua sekolah itu adalah SMKN Japara dan SMAN 3 Kuningan. Tim penguji Provinsi Jabar terdiri dari Kabid Rehabilitasi BNNP Jawa Barat, Kabid Kesra BKPP wilayah Cirebon, serta Kasubid Dikmenti Disdik Jawa Barat. Kedua sekolah tersebut dinilai karena sangat serius dalam menjalankan visi misi P4GN (Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) di sekolah. Keseriusannya, bahkan juga sudah tampak sebelum kompetisi ASBN diadakan oleh BNN Provinsi Jabar. Kabid Rehabilitasi BNN Provinsi Jawa Barat, Tri Wahyu Astuti menyebut, ASBN memiliki enam komponen penilaian. Di antaranya pembentukan panitia ASBN tingkat sekolah, penyelenggaraan kegiatan preventif dan promotif, pembentukan kader/satgas anti narkoba, pelatihan kader/satgas anti narkoba, kebijakan P4GN di lingkungan sekolah, dan kreativitas branding anti narkoba. “Jika sekolah mampu memenuhi keenam elemen tersebut akan masuk menjadi nominasi pemenang sewilayah III Cirebon. Setelah lolos akan dilombakan untuk tingkat Provinsi Jawa Barat,” terangnya. Kepala BNN Kuningan, Guruh Irawan Zulkarnaen SStp MSi mengakui, selain SMA Negeri 3 Kuningan dan SMK Japara, pihaknya juga membina dua sekolah lain di Kabupaten Majalengka. Yaitu SMA Negeri 1 Kasokandel dan SMA Negeri 1 Sukahaji. “Dari Kompetisi ASBN, diharapkan menjadi motivasi sekolah-sekolah lain. Tentu agar turut aktif untuk memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di sekolahnya masing-masing,” ungkap dia. Dibeberkan, sesuai data BNN penyalahguna narkoba tingkat pelajar sudah tinggi. Dari keseluruhan penyalahguna, 22 persen menjangkiti pelajar. Semakin muda seseorang terkena narkoba, kemauan untuk mengikuti rehabilitasi juga minim. Sebab, racun-racun narkoba sudah menempel di syaraf pusat otak yang seharusnya berkembang baik dalam masa pertumbuhan. “Tapi karena konsumsi narkoba pertumbuhan otaknya jadi terhenti. Akibatnya jika tidak segera melakukan rehabilitasi berakibat masa depan suram, cacat permanen, bahkan mati sia-sia di usia masih muda,” tandasnya. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: