Korban Mafia Pangan

Korban Mafia Pangan

Oleh: Dudi Farid Wazdi CHAIRMAN Mecode Studies, Mangasa Augustinus Sipahutar menyayangkan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (Gobel) dari kursi Kabinet Kerja. Ia menilai, ini adalah kemenangan mafia perdagangan yang memang tidak nyaman dengan Gobel. Mangasa menilai, selama ini Gobel telah menerbitkan regulasi, khususnya di sektor pangan yang bertujuan untuk melindungi dan mengangkat kesejahteraan rakyat. Namun, karena kekuatan pasar sangat tinggi dan dikuasai kelompok tertentu, telah menyulitkan posisi Gobel. Kebijakan-kebijakannya dianggap mengganggu ruang gerak para mafia dalam perburuan rente. Mulai dari pembatasan penjualan minuman keras hingga stabilisasi harga pangan.( Jakarta, Rabu (12/8)). Adalah, sudah menjadi rahasia umum bahwa: kekuatan pasar yang dibentuk berdasarkan kepentingan sekelompok orang (oligopoly) selain mengacaukan kepentingan pasar yang lebih luas, juga sangat merugikan konsumen. Misalnya, kenaikan harga daging sapi yang disertai ketiadaan pasokan di pasaran adalah jelas-jelas perbuatan mafia pangan. BERHARAP PADA MENTERI BARU Sebagai gantinya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Thomas Trikasih Lembong sebagi Menteri Perdagangan yang baru. Beliau beralasan memilih Menteri Perdagangan Thomas Lembong dinilai mampu mengelola manajemen perdagangan sebagaimana pengalaman kariernya selama ini. Selain ia adalah pelaku riil, juga punya background di penanganan resiko saat di BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional), pernah di Morgan Stanley, Deutsche Bank. Ia beharap pengalaman-pengalaman seperti itu akan baik dalam manajemen pengelolaan perdagangan. Tentunya, kita berharap kepada mendag baru agar dapat meningkatkan promosi perdagangan ke luar negeri baik melalui berbagai media hingga utusan-utusan khusus yang berkaitan dengan dagang. Utusan-utusan khusus berkaitan dengan ekspor seyogyanya digerakkan ke pasar-pasar nontradisional, misalnya: ke Timur Tengah, Asia Tenggara, Afrika, Amerika Latin, dan yang lainnya. Selain itu, utusan khusus ke negara-negara yang memang sudah memiliki hubungan dagang yang kuat dengan bangsa ini pun tetap harus diperkuat, sehingga angka ekspor bisa meningkat. Melemahnya nilai mata uang rupiah semestinya menjadi barokah yang khusus, sehingga dapat meningkatkan jumlah ekspor barang ke luar. Dalam hal ini semestinya kita berguru pada Tiongkok yang sengaja mendevaluasi mata uangnya dalam rangka meningkatkan target ekspor mereka. Khusus di dalam negeri, tentunya Mendag memiliki tugas yang khas dan cukup pelik yakni, memperhatikan komoditas pangan dan menstabilkan harga agar bisa kembali ke normal. Yang tak kalah peliknya lagi, seperti yang sudah menjadi rahasia umum adalah tentang dwelling time, termasuk memperbaiki regulasinya. Nah, semoga saja menteri yang baru ini pun bisa terus melanjutkan perjuangan-perjuangan menteri sebelumnya yang disinyalir lebih memperhatikan masyarakat luas ketimbang segelintir pengusaha-pengusaha yang dalam bahasa media sering disebut mafia. Dan, yang paling akhir, kita berdoa, Bapak Menteri Perdagangan yang baru ini lebih kuat dari pada mafia. Semoga! (*)   *Penulis adalah Pengawas Koperasi Warda, Kemenag Kabupaten Indramayu    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: