Tujuan UN Perbaikan Tak Jelas
JAKARTA- Peserta Ujian Nasional (UN) 2015 yang mendapatkan nilai rendah, dipersiapkan UN perbaikan. Ujian ini rencananya digelar Februari 2016 dan mulai disosialisasikan bulan depan. Kalangan perguruan tinggi menilai unas perbaikan ini sebagai program pemborosan. Rektor Universitas Negeri Jogjakarta, Rochmat Wahab mengatakan, unas perbaikan itu sebagai program pemborosan. “Apa kepentingannya? Hasilnya untuk apa? Kalau dikembalikan untuk pemetaan, apakah bukan pemborosan,” kata Rochmat, Jumat (14/8). Rochmat menuturkan, secara teknis unas perbaikan ini nanti akan menghadirkan lulusan 2015 untuk ujian kembali. Padahal lulusan unas 2015 ada yang sudah kuliah, bekerja dan nganggur. Dia mengatakan nilai unas perbaikan itu tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap peserta Unas 2015 yang sudah diterima kuliah. Nilai unas perbaikan itu tidak akan sampai bisa mengatrol atau mengangkat nilai atau IPK semesteran. Kalaupun nanti unas perbaikan ada pesertanya, Rochmat menuturkan, ujian itu cenderung main-main. Anak peserta unas perbaikan nantinya akan mengerjakan unas tidak sungguh-sungguh, karena sudah tidak ada lagi beban mengerjar kelulusan. “Kita itu wajib mencerdaskan insan Indonesia, bukan sebaliknya,” kata guru besar bidang pendidikan itu. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemendikbud, Nizam mengatakan, pemerintah tetap menggelar unas perbaikan sesuai jadwal. Yakni dilaksanakan mulai 22 Februari 2016 dan berjalan selama dua minggu. “Tugas kita itu melayani hak siswa,” kata guru besar bidang teknik sipil Universitas Gadjah Mada (UGM) itu. Nizam mengatakan, tidak mempermasalah bila ada siswa merasa sudah puas dengan nilai Unas 2015. Namun di satu sisi, ada kemungkinan siswa yang tidak puas dengan nilai unas-nya. “Meskipun satu orang yang memperlukan (perbaikan nilai unas, red) ya harus kita layani,” katanya. Terkait dengan tudingan pemborosan, Nizam mengatakan secara skala penyelenggaraan unas perbaikan tidak sebesar unas utama. Selain itu unas perbaikan juga dilaksanakan dengan basis komputer (computer based test/CBT), jadi cost-nya bisa ditekan. Sebab tidak ada pengadaan lembar naskah ujian. (wan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: