Sebut Omzet Bisa Turun

Sebut Omzet Bisa Turun

\"coverstory\"KORAN ini pernah mewawancarai beberapa pengusaha tempat hiburan malam soal pembatasan jam operasional. Mereka mengaku gelisah karena omzet bosa turun. “Saya tidak sepakat (pembatasan), karena Kota Cirebon yang saat ini sedang berkembang pesat,” ujar Aga, salah satu pengusaha hiburan malam di Kota Cirebon, Kamis (13/8). Secara materi, kata Aga, pengusaha hiburan malam akan mengalami kerugian yang sangat signifikan. Apalagi, pengunjung hiburan malam kebanyakan datang di jam 22.00-00.00. “Jujur saja kami dari pengusaha hiburan malam merasa dirugikan. Dulu miras dinolpersenkan. Oke kita ikuti aturan. Kemudian ini sampai pembatasan jam hiburan malam hanya sampai jam 00.00 malam,” keluhnya. Menurutnya, tidak ada hubungannya tempat hiburan malam dengan tindak kriminalitas. Apalagi, pihaknya sudah tidak menjual miras dan jenis minuman yang memabukkan. “Kriminalnya di mana coba? Kriminal mana yang dimaksud dari hiburan malam? Kan tidak ada hubungannya,” ungkapnya. Adanya kriminalitas di Kota Cirebon, lanjutnya, bukan berawal dari tempat hiburan malam. Tapi, dirinya meyakini mereka yang melakukan tindak kriminal itu berasal dari luar Kota Cirebon. “Pernah suatu ketika terjadi tindak kriminal dan setelah dicek, mereka pulang dari hiburan bukan dari dalam kota, melainkan dari luar,” ucapnya. Lebih lanjut dia mengungkapkan, secara pribadi tidak mempermasalahkan hari libur di malam Jumat. Tapi, secara bisnis dirugikan. Oleh karena itu, dalam pembahasan rancangan perda tibum ini, pengusaha minta dilibatkan. Sebab, tempat hiburan malam yang dikelolanya resmi memiliki izin. “Kita duduk bareng, pengusaha dan pemerintah daerah gimana solusinya. Minimalnya ada win-win solution lah. Kita di sini investasi, pemerintah pun mendapatkan PAD dari usaha kami,” pungkasnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: