Ramai-ramai Cari Titik Api
Penyebab dan Pelaku Pembakaran Ciremai Belum Terungkap KUNINGAN – Sudah 11 hari Gunung Ciremai terbakar. Tapi hingga saat ini belum terungkap penyebab utama kenapa gunung tersebut dilalap si jago merah. Tak hanya itu, pelaku pembakaran juga belum diketahui siapa yang melakukannya. Pihak Badan Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) saat ini lebih fokus proses pemadaman. Mengenai luas yang terbakar, juga belum bisa disebutkan karena ada perhitungan khusus. “Hingga tadi siang (kemarin, red), kepulan asap masih ada. Kami belum memastikan api padam atau tidak. Tim saat ini ada yang berangkat untuk mengecek ke lokasi yang ada kepulan asap itu,” ucap Agus Yudantara, salah seorang pegawai BTNGC yang baru turun dari Gunung Ciremai kepada Radar, Senin sore (24/8). Agus menyebutkan, kepulan asap masih berada di titik api sekitar Saung Seeng, di Blok Sangga Buana. Kepulan asap itu kemungkinan sdari isa batang pohon. Untuk mengetahui pasti, kata dia, harus dicek langsung ke lokasi. Pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pemadaman. Selain pemadaman, pihaknya juga berusaha mengantisipasi agar tidak ada titik api baru. “Jangan sampai kita terkonsentrasi ke puncak gunung, ternyata di bagian bawah ada kebakaraan. Ini yang kita hindari,” ucapnya. Agus kembali menegaskan, untuk saat ini lahan yang terbakar adalah lahan edelweis dan ilalang. Untuk hutan alam atau hutan rimba belum terbakar. “Kalau ditanya penyebab dan pelaku, kami belum bisa mengungkapkannya. Pada tempo hari, ketika ada orang yang ditangkap, yang mencurigakan, ternyata orang gila. Kami terus selidiki karena kebakaran yang di bagian bawah seperti di Padabeunghar, pada tahun sebelumnya bisa saja ulah orang gila,” ucap dia. Sementara itu, Yayat, petugas dari BPBD Kuningan menyebutkan, hingga saat ini pihaknya belum mendapat kabar mengenai tim yang sudah diberangkatkan ke lokasi kepulan asap. Pihaknya terus menanti informasi tersebut. Sekadar mengingatkan, sejak ditetapkan menjadi Taman Nasional pada tahun 2004, baru tahun 2006 Ciremai selalu terbakar. Dengan rincian, tahun 2006 sebanyak 767,60 hektare, tahun 2017 menurun menjadi 223 hektare. Sedangkan pada tahun 2008, luas lahan hutan yang terbakar adalah 474,3 hektare. Untuk tahun 2009 sebanyak 781 hektare. Tahun 2010 sendiri tidak terjadi kebakaran karena sepanjang tahu nyaris hujan. Sementara pada tahun 2011, lahan hutan yang terbakar yakni 544,83 hektare, tahun 2012 jumlahnya sangat banyak, 1.174,65 hektare. Serta pada tahun 2013 dan 2014, terdiri dari 14,96 hektare dan 263,79 hektare yang terbakar. Dari jumlah ini menimbulkan kerugikan yang tidak kecil. Adapun waktu kejadian kebakaran, paling banyak terjadi pada siang hari dari mulai pukul 12.00 hingga 17.00. Hal ini karena hembusan angin kencang dan persentasinya mencapai 35 persen atau 24 kali. Setelah itu, pukul 09.00 hingga 12.00 dengan kasus yang terjadi sebanyak 18 kali. Kemudian, 16 kali terjadi pada pukul 15.00 hingga 18.00. Lalu, sebanyak delapan kali dan dua kali terjadi pada kurun waktu pukul 06.00 hingga 09.00, dan terakhir pukul 18.00 hingga 06.00. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: