Pendukung Perang DP Medsos

Pendukung Perang DP Medsos

Tora Usung Salam Dua Jari, Telunjuk Jadi Ikon Andi ANJATAN– Masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Indramayu belum dimulai, namun pasca pengundian nomor urut di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indramayu, pendukung kedua pasangan calon (paslon) langsung terlibat perang status di media sosial. Pasca pengundian, relawan masing-masing paslon bupati dan wakil bupati Indramayu memang langsung tancap gas melakukan sosialisasi nomor urut kepada masyarakat. Rupa-rupa cara dilakukan. Salah satunya sosialisasi melalui jejaring sosial seperti BlackBerry Messenger (BBM), Facebook, Whats App maupun Twitter. Perang display picture (DP) dan status di smartphone pun tak terelakkan. Dari pantauan Radar, Rabu (26/8), sejumlah relawan paslon nomor urut satu memasang DP foto Hj Anna Sophanah-Drs H Supendi MSi (Andi) lengkap dengan telunjuk satu dan tagline ”Lanjutkan Indramayu Remaja”. Pemasangan DP bertuliskan Anna-Supendi tersebut juga diikuti oleh pesan berantai yang mengajak untuk memasang DP tersebut. Hal serupa dilakukan para pendukung nomor urut dua dengan memasang DP foto Toto Sucartono SE-Drs H Rasta Wiguna (Tora), dilengkapi dengan simbol salam dua jari yang pernah populer saat pemilihan presiden beberapa waktu lalu. Perang di dunia maya ini seakan menjadi ajang kampanye tersendiri bagi para relawan. Pemerhati Pilkada, Kusnadi menuturkan, para relawan yang tancap gas melakukan sosialisasi nomor urut patut dimaklumi. Sebab nomor urut diyakini membawa pengaruh terhadap peluang kemenangan pasangan cabup-cawabup. “Saya menilai nomor urut masih memiliki pengaruh terhadap pilihan pemilih. Apalagi, visualnya memudahkan orang untuk memilih. Secara umum, angka itu menentukan pilihan pemilih. Dengan hanya ada dua paslon yang bertarung, sosialisasi nomor urut akan relatif lebih mudah bagi para pihak yang berkepentingan,” terang dia. Sementara praktisi komunikasi massa, Tajudin Faza SSos menyatakan, KPU harus segera melakukan langkah antisipasi, termasuk pengawasan kampanye di sosial media. Pengalaman di pemilihan legislatif, banyak yang masih berkampanye di H-1 bahkan hari H pencoblosan. “Ranah sosial media ini barang baru, tapi harus diawali betul,” ucap dia. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: