Nasib Pedagang Pasar Sumber Belum Pasti
CIREBON- Pasar terbakar, anak kami telantar. Itulah salah satu jeritan hati para pedagang Pasar Sumber yang dituliskan pada kain putih yang dipasang di sekitar pasar, kemarin. Kalimat itu merupakan satu dari banyaknya jeritan para pedagang yang dipasang di pasar. Tulisan-tulisan tersebut adalah bentuk curahan hati para pedagang yang kecewa karena pemerintah tak kunjung memberikan kepastian bantuan dan membangun pasar darurat. Selain itu para pedagang juga memasang belasan bendera merah putih setengah tiang sebagai simbol berkabung. Sebagai bentuk kekecewaan, para pedagang juga membuat replika pocong yang digantung di depan lokasi kebakaran Pasar Sumber. Salah satu pedagang, Ridwan mengatakan pemasangan bendera setengah tiang, replika pocong adalah analogi bila Pasar Sumber telah mati. Sementara tulisan-tulisan jeritan para pedagang itu adalah cara agar pemerintah bisa memperhatikan para korban kebakaran. “Karena kebakaran ini berimbas pada kerawanan sosial dan pangan,” jelasnya. Para pedagang, kata dia, meyakini pemerintah memiliki iktikad baik. Namun pihaknya tidak mau rencana perbaikan atau pengembangan Pasar Sumber ini berlarut-larut. “Sehingga kita kawal terus, dan salah satunya adalah dengan menyuarakan aspirasi kami,” jelasnya. Terpisah, Bupati Cirebon Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi menyampaikan dari rapat koordinasi yang digelar lintas OPD, diputuskan pasar darurat akan dibangun di Terminal Sumber milik Dinas Perhubungan. Dana pembangunan berasal dari dana tanggap darurat di pos bantuan sosial. “Hasilnya sudah disetujui untuk diadakan pembuat pasar darurat di sekitar tempat Dinas Perhubungan yaitu Terminal. Yang sebelahnya, lahan kosong itu akan dijadikan parkir,” jelasnya. Pemerintah, kata dia, akan menyiapkan pasar darurat sesuai dengan kebutuhan para pedagang. Sesuai dengan data yang ada, dibutuhkan sekitar 700-800 los untuk pedagang Pasar Sumber. “Tetapi karena diberlakukan shift, mungkin tidak akan sebanyak itu. Tapi yang jelas semuanya akan bisa tertampung dan terakomodir,” jelasnya. Hingga saat ini, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang masih melakukan perhitungan kebutuhan anggaran. Pemerintah sendiri menyiapkan dana sekitar Rp5 miliar dalam pos tanggap darurat. “Kalau berkaca pada dulu, saat Pasar Pasalaran terbakar itu habis sekitar Rp900 juta untuk membangun pasar darurat. Mungkin untuk Pasar Sumber tidak jauh berbeda. Di kisaran segitu. Tapi saya tidak tahu angka pastinya,” jelasnya. Untuk tuntutan kredit lunak, Sunjaya mengaku sudah meminta Bank Jabar Banten (bjb) untuk memberikan pinjaman tanpa agunan. Namun dirinya tidak memastikan apakah bjb bisa merealisasikannya atau tidak., “Karena saya tidak bisa mengintervensi bank bjb. Saya hanya mengimbau dan mudah-mudahan ada langkah-langkah dari bjb untuk bisa merealisasikannya,” jelasnya. Bagaimana dengan kompensasi? Sunjaya dengan tegas mengatakan Pemkab Cirebon tidak bisa memberikan kompensasi untuk para pedagang. Mengingat tidak ada pos anggaran khusus untuk kompensasi. Selain itu, dalam mengeluarkan anggaran, pemerintah juga harus berkomunikasi dengan DPRD. “Dan semuanya harus dituangkan dalam rencana kerja atau KUA PPAS. Kalau tidak ada, ya tidak mungkin bisa direalisasikan. Pemerintah daerah tidak mungkin memberikan kompensasi, kalau revitalisasi pasti ada,” jelasnya. Pembangunan pasar baru pun dikatakan Sunjaya kecil kemungkinan dibangun di lokasi semula. Mengingat luas lahan sudah tidak cukup lagi untuk menampung pedagang yang ada. Pemerintah Kabupaten Cirebon saat ini sedang mencari lokasi yang tepat sebagai lokasi pengganti Pasar Sumber. “Kalau dibikin tingkat itu tidak mungkin, karena sampai sekarang belum ada pasar dua tingkat yang maju. Maka dari itu kita cari solusi, akan dipindahkan ke mana. Insya Allah ada tempat,” jelasnya. (kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: