Bupati Dukung Ki Bagus Rangin Jadi Pahlawan Nasional
CIREBON – Pemerintah Kabupaten Cirebon mendukung penobatan Ki Bagus Rangin sebagai pahlawan nasional. Sebab, jasa dan perjuangannya dalam menantang dan melawan penjajah Belanda di tanah Cirebon harus di apresiasi. “Kami mendukung dan selayaknya beliau dijadikan sebagai pahlawan nasional. Apalagi, pergerakan beliau dalam melawan Belanda membutuhkan waktu puluhan tahun, berapa nyawa yang sudah berkorban demi mengusir penjajah dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Bupati Cirebon, Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi saat bertemu di Pendopo Bupati usai menghadiri Seminar Pengusulan Ki Bagus Rangin sebagai Pahlawan Nasional di Majalengka, Sabtu (5/9) lalu. Tidak hanya mendukung, sebagai langkah konkret, Pemerintah Kabupaten Cirebon bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten Majalengka dan Kabupaten/kota lain yang daerahnya pernah menjadi tempat persinggahan atau lokasi perlawanan beliau terhadap penjajah Belanda akan mengajukan dan melayangkan surat secara resmi kepada Pemerintah Pusat. “Nanti kita akan koordinasi dengan Pak Bupati Majalengka untuk bersama-sama mengusulkan, sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kegigihan dan keteladanan beliau dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa,” imbuhnya. Berdasarkan catatan sejarah yang pernah di tulis oleh KH Zamzami Amin dalam bukunya yang berjudul Sejarah Pesantren Babakan Ciwaringin dan Perang Nasional Kendondong 1802-1919, Ki Bagus Rangin memimpin pasukan yang notabene santri Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin dan masyarakat sekitar untuk melawan aliansi pasukan Belanda dan Portugis. Dalam perang yang berlangsung hampir satu abad ini, Ki Bagus Rangin tidak pernah kalah. Namun, oleh pemerintah Kolonial Belanda saat itu tidak diungkap. “Ini menarik, karena setiap kali ada tokoh atau pemimpin pasukan yang wafat di medan perang, muncul tokoh lain yang tak kalah berani. Sehingga, pasukan Belanda dan sekutunya saat itu kebingungan untuk mencari otak penggerak dari perjuangan ini,” ujarnya beberapa waktu lalu. Dalam perang Kedondong, ada empat kekuatan besar yang dihimpun oleh Ki Bagus Rangin untuk melawan aliansi penjajah Belanda ini. Yakni, kekuatan dari poros Padjajaran, Blambangan, Majapahit dan Mataram melalui keturunannya. Puncak peperangan terjadi pada medio 1810 sampai dengan 1812 yang mengakibatkan Ki Bagus Rangin tertangkap dan gugur karena dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal tepian sungai Cimanuk. “Walaupun gugur, perlawan rakyat tetap berkobar sampai puluhan tahun,” terangnya. KH Zamzami menjelaskan bahwa Ki Bagus Rangin bukan seorang Raja, melainkan seorang rakyat biasa yang memiliki semangat ksatria untuk melawan penjajah Belanda dan penguasa lokal yang pro terhadap mereka. Dalam setiap kesempatan, beliau senantiasa menyampaikan khotbah yang menggetarkan jiwa para santri, kiyai dan masyarakat sekitar. “Karena keberaniannya, masyarakat mempercayakan beliau untuk memimpin perang Kedondong,” pungkasnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: