Urai Kemacetan, Polisi Terapkan Tiga Pola
KESAMBI - Kemacetan yang terjadi di sejumlah ruas jalan Kota Cirebon menjadi perhatian serius untuk dibenahi. Sebagaimana diketahui, ada titik rawan macet di Kota Cirebon seiring tingginya volume kendaraan yang melintas, terutama di pusat keramaian. Banyaknya U turn di jalan protokol turut menjadi penyebab terhambatnya arus lalu lintas. Di samping juga, adanya double track serta galian kabel yang memakan bahu jalan. Tak kalah penting, banyak juga pelanggaran yang sudah menjadi kebiasaan para pengguna kendaraan. Hal ini pun disayangkan oleh pihak kepolisian karena tingkat kesadaran masyarakat dalam tertib berlalu lintas. Kasatlantas Polres Ciko AKP Kurnia SPd didampingi Iptu H Supai Warna SSos mengajak warga untuk tetap tertib berlalu lintas, supaya menjaga keselamatan dan ketertiban di jalan. Di samping juga pihaknya berupaya menyosialisasikan ketertiban berlalu lintas di seluruh lapisan masyarakat, salah satunya untuk kalangan pelajar. Pihaknya sudah memberikan penyuluhan agara pelajar tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor. \"Makanya dengan adanya wacana angkot gratis bagi siswa itu, kami sebenarnya sangat mendukung. Agar pelajar ini tidak memiliki lagi alasan untuk memakai kendaraan ke sekolah,\" terangnya. Ia juga menjelaskan, untuk penanganan kemacetan pihaknya masih menggunakan tiga pola, yakni pola pagi, siang dan sore hari dengan menempatkan dua personil per satu titik. Untuk pagi hari polisi menerapkan pola 68. Yakni menjaga titik rawan macet terutama di sekolah-sekolah, saat siswa mulai masuk kelas. Sementara untuk siang hari, pihaknya menempatkan personil dengan pola situasional. Artinya, personil ditempatkan di titik-titik rawan kemacetan dan sekolah-sekolah di jalan protokol. Sedangkan di saat sore hari, pihaknya menerapkannya secara situasional, seperti di Gunung Sari dan Latpri. Pihaknya juga kerap menerapkan rekayasa lalu lintas di perempatan Gunung Sari, untuk mengurai kemacetan dari arah Jl Kartini menuju Tuparev. Mengenai penerapan sanksi, pihak kepolisian berusaha maksimal dengan cara preventif dan represif. Hal ini dilakukan agar masyarakat juga bisa mendapatkan sosialisasi terlebih dahulu sebelum dilakukan penindakan. Pengamat Pemerintahan, Surya Pranata menilai dibutuhkan ketegasan aparat pemerintahan untuk menertibkan kesemrawutan di Kota Cirebon. Agar lebih tertib harus ada pemberian sanksi. Ia pun mendukung diberlakukan punishment atau sanksi bagi para pelanggar lalu lintas ataupun parkir liar. \"Ya itu, memang butuh keberanian dan ketegasan, gak apa-apa pakai sanksi denda, supaya ada efek jeranya. Minimal mereka tahu kalau melanggar itu akan ada denda, jadi mereka takut duluan,\" ujarnya. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: