Blunder Ganti Sekda

Blunder Ganti Sekda

Berkas Mutasi Tuntas, Tinggal Menunggu Tanda Tangan Walikota CIREBON – Wacana penggan­tian Sekda Drs Asep Dedi MSi, mengun­­dang komen­tar berba­gai pihak. Pengurus DPD Golkar Ko­ta Cirebon versi Agung Lak­so­­no, Taufik Tjarmadi justru mem­­­per­t­anyakan informasi ter­se­­but. Dia mengingatkan agar walikota berpikir ulang. Pasalnya, Asep Dedi menduduki jabatan sekda karena keinginan dan back up Drs Nasrudin Azis SH yang saat itu menjabat wakil walikota. “Itu simalakama buat pak Azis. Dia yang ingin Asep Dedi jadi sekda, masa sekarang tiba-tiba ingin diganti?” ujar Taufik kepada Radar, Jumat (11/9). Jika ditelisik ke belakang, lanjut Taufik, Walikota Ano Sutrisno saat itu sudah punya calon sekda sendiri, tapi karena wawali yang saat itu dijabat Azis ngotot, maka akhirnya walikota mengalah dan menjadikan Asep Dedi sebagai sekda. Namun demikian, pihaknya menyerahkan semua kepada walikota sebagai pemegang otoritas. Jika sekda dianggap tidak cakap mengelola pemerintahan, bisa saja diganti dengan yang berkompeten dan Asep Dedi bisa dipindah ke provinsi. Hal senada diungkapkan fungsionaris Partai Golkar Didi Sunardi SE. Menurut Didi, jika walikota memang benar ingin mengganti sekda, maka secara tidak langsung walikota menunjukkan bahwa dia salah memilih orang. “Ini blunder bagi pak Azis, dia yang mengangkat dia juga yang menurunkan,” ujar Didi. Wakil Sekretaris DPC Partai Demokrat, H Ayatulloh Roni SE kembali mengingatkan walikota untuk berpikir jernih melihat kondisi pemerintahan saat ini. Walikota tidak perlu malu untuk mengganti sekda jika Kota Cirebon ke depan ingin menjadi lebih baik. Roni juga menyentil Kepala Rumah Tangga Rumdin Walikota R Subagja yang memposisikan diri sebagai juru bicara. Cara yang dilakukan Bagja, menurutnya, tidak lebih hanya untuk mencari perhatian dari walikota. “Bagja itu tahu apa kok tiba-tiba berbicara seperti itu? Urus saja rumah tangga rumdin, jangan malah ikut-ikutan ngomong pemerintahan,” tegasnya. Panasnya pemberitaan soal Sekda Asep Dedi bakal diganti, membuat walikota turun tangan. Informasinya, begitu tiba Cirebon usai menghadiri pertemuan di Makasar, walikota akan mengumpulkan seluruh jajaran Partai Demokrat. “Besok (hari ini, red) pak wali akan mengumpulkan seluruh jajaran pengurus Partai Demokrat, salah satunya akan berbicara tentang isu penggantian sekda,” ujar sumber Radar di lingkaran rumdin walikota. MUTASI TUNGGU WALIKOTA Sementara, pelaksanaan mutasi pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemerintah Kota Cirebon, tinggal menunggu tanda tangan walikota. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Drs Asep Dedi MSi mengatakan, berkas pejabat yang akan dimutasi dan rotasi sudah ada di meja walikota. Namun, mutasi kali ini tidak menyentuh pejabat eselon II. Sebab, untuk melakukan rotasi dan mutasi pejabat eselon II, belum dibicarakan lebih lanjut oleh walikota. “Persiapan mutasi sudah matang setelah menempuh tahapan seleksi yang sangat panjang oleh tim seleksi. Kemudian yang dimutasi ini tidak banyak, mengingat kursi eselon III yang kosong hanya satu. Sementara eselon IV ada enam orang,” ujar Asep. Menurutnya, yang dimutasi memang sedikit. Tapi yang digeser cukup banyak. Untuk eselon III awalnya ada 46 orang PNS yang akan dimutasi. Tapi, setelah diseleksi muncul 10 orang. Proses seleksinya dilihat dari pendidikan, senioritas, serta golongannya. Hal tersebut dilakukan agar proses mutasi ini tidak sampai kecolongan lagi seperti mutasi awal tahun 2015. Yang dimaksud kecolongan adalah banyak pemimpin yang golongan pangkatnya lebih rendah dari para staf. “Karena 10 orang tersebut memenuhi syarat, maka 10 orang yang sudah dipilih melalui tim seleksi (pangganti baperjakat, red). Nanti yang berhak memilih adalah walikota untuk menentukan siapa saja yang layak dimutasi,” ungkapnya. (abd/sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: