Pasar Pabuaran Kembali Mangkrak
PABUARAN-Pembangunan Pasar Pabuaran kembali mangkrak. Diduga, belum terealisasinya pembayaran ganti rugi antar developer yang akan membangun pasar menjadi penyebab tidak jelasnya pembangunan pasar tersebut. Hal tersebut akhirnya merugikan para pedagang, karena mereka tidak kunjung berjualan. Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Pabuaran, Asep Barsah mengaku sudah lelah untuk menyuarakan agar Pasar Pabuaran segera dibangun. Sejak tahun 2013, pihaknya sudah getol meminta pada developer agar Pasar Pabuaran segera dibangun. “Tapi sampai sekarang lihat saja sendiri. Kita sudah capek,” ujar Asep. Ketua BPD Pabuaran Kidul, Udin mengatakan secara aturan memang harus ada pembayaran ganti rugi dari developer baru pada developer lama yang sudah melakukan aktivitas pembangunan. Pihaknya pun meminta developer untuk segera melunasi ganti rugi pada developer lama. “Untuk developer yang satu tadinya minta ganti rugi Rp800 juta, tapi nego jadi Rp500 juta, dan itu harus dilunasi dalam jangka 4 bulan, itu perjanjian tiga bulan yang lalu, maka sisa sebulan lagi. Nah untuk developer yang kedua, saya kurang tahu. Tapi kami minta developer secepatnya bayarkan ganti rugi, agar pembangunan bisa terealisasi dengan cepat. Kalau lama ya mungkin akan ganti developer lagi,”ujar Udin. Sementara itu humas developer PT MPU yang dahulu membangun pasar Pabuaran, Sa’adi mengatakan pihaknya meminta ganti rugi sebanyak Rp2,5 miliar. Angka tersebut cukup besar mengingat pihaknya telah membuat pasar darurat, membongkar pasar plus membeli rangka baja dan berbagai material lainnya. “Setelah ada lobi-lobi, akhirnya nggak apa-apa kita terima Rp1,5 miliar dengan catatan keramik dan rangka baja kita tarik kembali,” ujar Sa’adi. Pembayaran ganti rugi, kata Sa’adi merupakan hal yang harus dilakukan bila developer saat ini ingin membangun Pasar Pabuaran. Bila tak kunjung dibayar maka izin pembangunan tidak akan keluar. Sementara salah seorang pedagang Pasar Pabuaran, Siti sudah lama menginginkan Pasar Pabuaran segera dibangun. Saat ini dirinya berjualan di pinggir jalan raya di sekitar lokasi pembangunan pasar. “Nggak enak kalau jualan di pinggir jalan. Bisa berbahaya terus nggak nyaman, hujan ya kehujanan panas ya kepanasan,” ujar Siti. Untuk diketahui, Pasar Pabuaran sudah berulang kali berganti developer. Pergantian developer tersebut diduga terjadi karena masalah internal di Pemerintah Desa Pabuaran Kidul. Sehingga apabila ada developer yang hendak melanjutkan pembangunan, maka mereka harus membayar ganti rugi kepada beberapa developer sebelumnya yang telah mengeluarkan biaya. (den)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: