Zona Industri Butuh 58 Hektare

Zona Industri Butuh 58 Hektare

Banyak Pabrik Genting Gulung Tikar JATIWANGI - Dalam beberapa tahun terakhir eksistensi pabrik genting di Jatiwangi mulai menurun karena berbagai factor, sehingga berpengaruh terhadap masyarakat yang hanya mengandalkan penghasilan sebagai buruh atau kuli panggul genting. “Sekarang sih beda dari beberapa tahun yang lalu. Biasanya  kerja di pabrik genteng itu dalam satu minggu bisa full tapi sekarang mah beda. Karena pihak pabrik menginstruksikan seperti itu dengan alasan orderan belum siap,” kata Aditia, salah seorang buruh pabrik genting kemarin. Aditia terkadang terpaksa pergi merantau bekerja ke luar daerah. Cara itu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. “Kalau hanya mengandalkan dari sini saja sih tentu tidak cukup. Sehingga kalau lagi sepi saya biasa berjualan ke Karawang maupun Jakarta. Kalau jualan lagi sepi tentu pulang lagi dan menjadi buruh genteng,” paparnya. Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Genting Jatiwangi (Apegja) mengakui pabrik genting Jatiwangi kian redup akibat sejumlah faktor yang membuat sebagian industri genting kelimpungan. Bahkan tidak sedikit pabrik besar di wilayah Jatiwangi gulung tikar. Apegja mencatat sejak puluhan tahun silam terdapat sekitar 600 pabrik yang tersebar di wilayah tersebut. Dari jumlah itu tahun 2014 lalu hanya tersisa separuhnya yang masih produksi. “Jumlah pastinya kami tidak mengetahui. Sebagai generasi penerus perusahaan genting menilai, berubahnya Majalengka menjadi kota metropolitan tentu berdampak kepada hasil produksi,” kata ketua dewan penasehat Apekja, Ir H Iwan Bambang Siswanto. Hal tersebut berpengaruh besar kepada tenaga kerja seiring munculnya sejumlah industri pabrik dari mulai industri rokok, garmen hingga perusahaan tekstil yang mengepung sejumlah pabrik genting di Majalengka. “Kami tentu berharap sama-sama maju. Karena sudah pasti (perusahaan genting, red) ini tersisihkan. Biasanya orang keluar SMP dan SMA itu pertama kali mencari pekerjaan ke pabrik genting, tetapi sekarang anak-anak sudah malu kalau jadi buruh genting,” lanjutnya. Terpisah, Kepala Bidang Perindustrian Dinas KUKM Perindag H Asep Iwan Haryawan menambahkan, masuknya sejumlah investor dan berdirinya puluhan pabrik di Kabupaten Majalengka membuat Pemda mulai menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) bagi wilayah yang ditetapkan sebagai zona industri. Ada tujuh kecamatan masuk RDTR bagi bidang perindustrian. Tentunya pemkab harus menyiapkan kajian untuk analisis sumber daya pendukung infrastruktur bagi kawasan industri. Misalnya pendukung dalam kawasan industri itu seperti air, listrik dan lain sebagainya yang sudah dikaji oleh OPD terkait. “Langkah pertama yang kami lakukan yaitu penyusunan kawasan industri di Kecamatan Jatiwangi. Alasan pengkajian Kecamatan Jatiwangi sebagai wilayah pertama dari total wilayah tujuh Kecamatan karena Jatiwangi merupakan zona industri (genting). Disana terdapat pipa gas dan gas bumi serta ketersediaan listrik dan air dinilai memenuhi,” terangnya. Dari RDTR tersebut, Desa Sukaraja Kulon akan dibangun lokasi khusus. Nantinya jika sejumlah industri maupun investor masuk lokasi yang dibutuhkan sudah ada. Tanah yang dibutuhkan bagi zona kawasan industri tersebut kurang lebih seluas 58 hektare. Lokasi tersebut tentunya telah melewati berbagai tahapan kajian, mulai status tanah bukan produktif dan memenuhi kawasan industri disamping kepastian hukum. Kemudian tidak mengganggu sarana irigasi pertanian,” terangnya. Selain Desa Sukaraja Kulon, wilayah lain di Jatiwangi yaitu Desa Andir terdapat zona industri genting yang kondisinya kurang berkembang. RDTR wilayah Jatiwangi yang didahulukan karena melihat sarana serta prasarananya telah memenuhi syarat, misalnya kebutuhan air dan penyusunan kajian listrik sudah disiapkan. Pasalnya, industri harus mengacu kepada kajian-kajian tentang perusahaan yang ramah lingkungan disamping pemanfaatan air dan lain-lainya. Dari tujuh Kecamatan diantaranya Dawuan, Kasokandel, Palasah, Ligung, Jatitujuh dan Sumberjaya hanya Jatiwangi yang telah disiapkan tahap awal ini. Diharapkan dengan keberadaan pabrik dan perusahaan lain dapat mendorong tumbuhnya investasi di kawasan industri. “Karena saat ini beberapa investor sudah masuk. Adapun sejumlah pabrik yang sudah berdiri kami harap bisa secepatnya beroperasi,” tandasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: