Tunggal Putra Sulit, Ganda Campuran Kans Final
JAKARTA - Lupakan kegagalan di Super Series Japan Open lalu fokus kepada kejuaraan selanjutnya superseries Korea Open. Pesan itulah yang disematkan buat para penggawa bulu tangkis Indonesia yang akan berlaga di turnamen berhadiah total 600 ribu US Dolar itu. Kejuaraan yang akan berlangsung mulai hari ini (15/9) sampai Minggu (20/9) mendatang, di SK Handball Stadium Seoul Korsel itu diikuti 23 pemain Indonesia. Mereka adalah pemain yang juga terjun di Tokyo pekan lalu. Pada kejuaraan di Super Series Korea Open ini, jalan paling terjal dihadapi para penggawa pelatnas sektor tunggal putra. Dari hasil drawing, Jonatan Christie dkk langsung bertemu lawan alot di babak prakualifikasi. Ihsan Maulana Mustofa misalnya. Pemain asal PB Djarum Kudus itu memang mencapai babak delapan besar pekan lalu di Tokyo. Apakah kali ini di Seoul Ihsan bisa mencapai hasil serupa? Sulit rasanya. Pada Super Series Korea Open ini, Ihsan langsung dijajal lawan tangguh asal Jepang Kenichi Tago. Tago bukan pemain sembarangan. Walau bertanding dari babak prakualifikasi, pemain berusia 26 tahun itu pernah nangkring di posisi tiga dunia pada 2014 lalu. Sebelum akhirnya melorot ke posisi 37 saat ini. Kalaupun menang dari Tago, lawan selanjutnya di babak kedua prakualifikasi kali ini tak kalah menakutkan. Nama Lee Chong Wei sudah menanti. Runner-up tunggal putra pada dua edisi Olimpiade 2008 serta 2012 itu dua sampai tiga level di atas Ihsan. Chong Wei yang baru selesai masa hukuman akibat kasus doping pada April lalu memang harus berjuang dari babak prakualifikasi. Saat ini bapak satu anak itu masih duduk di posisi 28 dunia. Lalu undian Jonatan Christie serta Anthony Sinisuka Ginting juga kurang memuaskan. Kalau lolos dari hadangan masing-masing lawan di babak pertama, Jojo, sapaan Jonatan Christie, dan Anthony harus saling “bunuh” buat memperebutkan satu tiket. Dari fakta itu pelatih pelatnas tunggal putra Hendri Saputra sadar. Alih-alih bicara pencapaian hasil buat Jojo dkk di Super Series Korea Open ini, pelatih asal PB Tangkas Jakarta itu malah berucap cukup menambah jam terbang buat anak asuhnya. “Konsentrasinya adalah mengetahui peta persaingan di level super series. Apalagi mereka bermain dari babak prakualifikasi. Jadi, ya belum ada target tertentu,” ucap Hendri dalam surat elektronik. Kalau tunggal putra terjal, sebaliknya ganda campuran andalan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir punya kans final. Berkat lesatan rangking ke posisi dua dunia saat ini, mereka menjadi unggulan kedua turnamen. Hasil ini sangat menguntungkan buat mereka karena terhindar dari perjumpaan lawan Zhang Nan/Zhao Yunlei di semifinal. Pada turnamen-turnamen sebelumnya, Owi/Butet, sapaan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, menempati unggulan ketiga. Sehingga pertemuan dengan Nan/Yunlei lebih sering terjadi di babak semifinal. “Seharusnya anak-anak bisa bounce back pada turnamen Korea Open ini. Mereka lebih fit dan siap tanding. Memang di Jepang lalu beberapa ada yang flu an sedikit demam. Tapi sekarang semuanya jauh lebih baik,” tulis Kabid Binpres PP PBSI Rexy Mainaky. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: