Bentuk Jembatan Open Space Melengkung
KUNINGAN - Selama hampir empat jam, Bupati Hj Utje Ch Suganda MAP ditemani Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (DTRCK), HM Ridwan Setiawan SH MH MSi berkeliling ke sejumlah desa di Kecamatan Darma, Rabu (23/9). Bupati yang mengajak cucu kesayangannya, Alyssa Syarafina, meninjau proyek pembangunan air bersih dan infrastruktur yang dikerjakan oleh DTRCK. Kunjungan diawali dari lapangan Kertawangunan, Kecamatan Sindangagung. Di tempat yang akan dijadikan open space nantinya, bupati sempat bertemu dan dialog dengan kepala desa dan perangkatnya membahas program air bersih. Usai dari lapangan Kertawangunan, Utje langsung meluncur menuju Desa Situsari, Kecamatan Darma. Jalanan desa yang kecil dan berkelok tajam, tak menyurutkan nyali bupati yang hobi blusukan tersebut. Kades Situsari, Endin menyambut bupati dan mengajaknya melihat situ yang berada tak jauh dari balai desa. Embung atau situ ini mampu menampung air dalam jumlah cukup banyak dan menjadi sandaran kebutuhan air bersih bagi sejumlah desa. Antara lain Situsari, Karanganyar dan Parung. Ketiga desa ini masih berada di Kecamatan Darma. “Sengaja sekeliling situ kami pagar agar tidak ada orang yang masuk. Bukan apa-apa, takut ada anak kecil yang main di pinggir situ, dan jatuh ke air. Meski dangkal, namun tetap berbahaya. Kemudian situ ini juga menjadi sumber air bersih bagi masyarakat di sekitarnya. Bukan hanya desa kami saja (Situsari, red) yang memanfaatkannya, melainkan juga desa-desa lainnya. Air dari situ ini kami tarik menggunakan pompa ke atas yang dibangun reservoir. Baru kemudian disalurkan melalui pipa ke rumah-rumah penduduk,” jelas Kades Situsari, Endin saat diwawancara Radar. Bupati yang mendengarkan penjelasan Endin meminta agar dibuatkan pintu masuk ke situ tersebut. Tujuannya untuk membersihkan situ. Selain itu, Utje juga menyarankan supaya tempat pemandian umum yang ada di samping situ diperbaiki dan dirawat kebersihannya. “Ini tempat pemandian kurang layak, harus diperbaiki. Malu lah kalau tiba-tiba atap bangunan pemandian roboh. Terus posisinya jangan di bawah jalan setapak, harus di atasnya supaya sampah tidak masuk ke dalam bak penampungan air. Saya meminta kebersihannya dijaga. Sampah-sampahnya diambil,” ujar Utje. Saat melakukan peninjauan, terdapat beberapa pekerja yang tengah melakukan pembangunan jembatan. Bentuk jembatan yang berada di sisi situ terbilang unik, yakni melengkung. Jembatan ini nantinya menggantikan jembatan bambu yang terletak di sebelahnya. “Saya minta agar penataan infrastruktur ini diselesaikan dengan baik. Pak kades dan BPD harus mengawasinya dengan serius. Dan jangan lupa kebersihannya juga dijaga,” sebut Utje. Di desa ini juga terdapat program pengadaan air bersih yang diluncurkan DTRCK. Situsari memperoleh anggaran sebesar Rp230 juta yang berasal dari dana alokasi khusus atau DAK. “Program pengadaan air bersih pedesaan ini dananya berasal dari DAK. Totalnya sekitar Rp230 juta. Ada desa-desa lainnya yang memperoleh program ini. Untuk jembatan yang tadi sedang dikerjakan oleh warga Situsari, bukan dari DTRCK, tapi menggunakan dana alokasi desa (ADD). Yang dari kami khusus untuk pengadaan air bersih pedesaan,” terang Kadis DTRCK, Ridwan Setiawan yang didampingi para kabidnya. Ridwan mengatakan, kegiatan ini adalah meninjau pengerjaan infrastruktur yang dilakukan oleh DTRCK. Seperti program pembangunan sarana dan prasarana air minum atau air bersih. Meski nilai anggarannya tidak besar, namun sangat bermanfaat bagi masyarakat. “Kita hanya meninjau pengerjaan program pembangunan sarana dan prasarana air minum, yang berasal dari anggaran DAK dan pengerjaan ini sudah selesai,” kata Ridwan. Program lainnya yang akan digarap tahun depan, sambung mantan Sekretaris DPRD Kabupaten Kuningan ini, DTRCK berencana akan membangun open space atau semacam lapangan pandapa, yang berada di sekitar lapangan Kertawangunan. Pembangunan ini direncanakan tahun 2016. \"Lapangan Kertawangunan yang rencananya akan dibangun open space atau seperti Pandapa. Yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan seperti pameran dan kegiatan lainnya,\" pungkas Ridwan. Bupati kemudian menyambangi Kantor Desa Parung. Selama 30 menit berada di Parung, Utje berdailog dengan kades serta perangkatnya. Pertemuan sendiri berlagsung gayeng. Tanpa sungkan, sang kades memaparkan program pembangunan yang tengah berlangsung di desanya. Selepas dari Parung, Utje lalu mendatangi Balai Desa Bakom. Sayang, saat datang, kantor balai desa sudah tutup dan tidak ada perangkat desanya. Akhirnya bupati pun pulang ke pendopo. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: