Singa Lepas Pengunjung Kalang Kabut
SOLO - Pengunjung Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dibuat panik dan kalang kabut menyusul lepasnya seekor singa koleksi taman satwa tersebut dari kandangnya. Singa bernama Oni itu baru berhasil dilumpuhkan 1,5 jam setelah menerkam hingga tewas salah satu unta koleksi TSTJ lainnya. Informasi yang diperoleh mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.30. Saat itu, kandang Oni baru selesai dibersihkan. Diduga penjaga satwa yang membersihkan kandang lupa mengunci kembali kandang, Oni dengan leluasa keluar lewat pintu belakang kandang. Pengunjung yang ada di sekitar kandang Oni langsung berteriak dan berhamburan menyelamatkan diri. Melihat ada satwa yang kabur, penjaga satwa berusaha membuat Oni kembali masuk kandang. Sayang usaha ini gagal. Oni malah masuk kandang unta yang berjarak sekitar 30 meter arah utara dari kandangnya. Sejumlah penjaga satwa segera mengevakuasi pengunjung ke titik aman. Penjaga di loket juga langsung diminta menutup akses masuk pengunjung, kecuali untuk evakuasi. Sementara petugas di dalam TSTJ lainnya segera mempersiapkan peralatan dan obat bius untuk melumpuhkan Oni. Salah satu saksi mata, Muhammad Ferdi Rivaldo (8), mengungkapkan, lepasnya singa membuat pengunjung panik. “Semua lari dan bilang ada singa lepas. Saya akhirnya ikut lari karena singa yang keluar sangat besar,” ungkap Rivaldo yang sehari-hari ikut berjualan orang tuanya di dalam TSTJ. Senada disampaikan Hardiyem (45). Penjual di dalam TSTJ ini segera ngukuti dagangannya karena diminta meninggalkan lokasi. Meski sebenarnya, warungnya berada di sisi timur TSTJ dan cukup jauh dari kandang singa. “Karena semua harus keluar, saya langsung “ngukuti” dagangan,” katanya. Setelah pengunjung dan pedagang berhasil dievakuasi ke luar TSTJ dengan mobil yang disediakan, proses pelumpuhan dimulai. Sekitar pukul 13.00, petugas TSTJ yang terdiri dari “keeper” atau penjaga satwa segera memulai perburuannya dalam dua kelompok. Di belakang mereka, personel dari Polsek Jebres membantu pengamanan. Oni yang semula berkeliaran di kandang unta akhirnya masuk ke kandang satwa gurun itu. Di kandang unta, Oni sempat menerkam dua unta. Namun terkaman terparah terjadi pada unta Mas Totok atau Tomas sehingga mengakibatkan luka sobek di perut, paha dan kepala. Tomas akhirnya ambruk dan mati kehabisan darah. Bius berhasil mendarat di tubuh Oni setelah selah satu penjaga satwa memuntahkan bius lewat “tolopkeeper” TSTJ yang ikut dalam tim pelumpuh. Oni baru ambruk setelah bius kedua mendarat di punggung bagian depan. Melihat Oni tidak mampu lagi berdiri, petugas segera mendekatinya. Sekitar pukul 14.30 atau 1,5 jam setelah perburuan, oni baru benar-benar dilumpuhkan. Ini dilakukan dengan menyuntikkan bius ketiga untuk memastikan dan membuat Oni tidak lagi membahayakan. Dokter hewan di TSTJ Nuraini memastikan, Oni tidak dalam kondisi lapar atau bahkan kelaparan. Dengan berat 90 kilogram, Oni cukup sehat. “Kalau akhirnya dia menerkam unta, itu lebih pada mempertahankan diri karena ada satwa yang lain jenis dan dirasa membahayakan. Kalau dia lapar, pasti ada daging unta yang terkoyak atau cuil. Tapi ini tidak, hanya menerkam untuk mempertahankan diri,” jelasnya. Setelah berhasil dilumpuhkan, Oni kembali dimasukkan ke kandang. Oni baru siuman sekitar pukul 16.30. Bangkai Tomas juga langsung dikuburkan di belakang kandang unta. Meski sehari kemarin (31/1) aktivitas di TSTJ lumpuh, direksi Perusda TSTJ memastikan hari ini TSTJ kembali dibuka. (rk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: