Pertalite Mulai Geser Premium

Pertalite Mulai Geser Premium

CIREBON- Sebagai bahan bakar baru, pertalite rupanya direspons baik pengguna kendaran bermotor, baik roda empat maupun roda dua. Marketing Operation Region III PT Pertamina Ziko Wahyudi menyebutkan omzet pertalite kini mulai menggeser premium, sedangkan untuk pertamax series cenderung stabil. “Artinya ada pergeseran konsumsi pengguna kendaraan dari premium ke pertalite, karena itu yang kami harapkan,” ujarnya pada Radar Cirebon, kemarin (30/9). Detailnya, jika sebelumnya omzet premium sekitar 21 kilo liter per hari, kini berkurang menjadi 16-17 kilo liter per hari. Selisih 5 kilo liter tersebut saat ini pindah ke pertalite. Sementara kendaraan roda dua masih mendominasi penggunaan pertalite yang dibanderol Rp8.400, hanya terpaut Rp1.000 dari harga premium. Namun pertalite dengan ikon warna hijau tersebut punya kualitas lebih naik dari premium dengan ron 90. “Pengguna juga lebih untung, sebab berpengaruh juga pada kualitas mesin kendaraan dan lebih efisien,” tuturnya. Ziko mengaku hingga saat ini konsumsi premium memang masih dominan, namun bisa dikatakan sekarang ialah masa transisi dari premium ke pertalite. Sampai saat ini pihak pertamina masih akan tetap menjual premium, karena tidak ada keputusan resmi pemerintah yang harus memberhentikan penjualan premium setelah pertalite hadir. Untuk itu pihaknya terus memperluas jangkauan SPBU agar memiliki pertalite. Hingga saat ini baru 40 persen SPBU di wilayah Ciayumajakuning yang menyediakan pertalite. Namun pihaknya menargetkan hingga akhir tahun bisa mencapai 80 persen. Dari 136 SPBU di Ciayumajakuning sementara ada 35 SPBU yang menyediakan pertalite. Pertamina menggunakan konsep pemerataan. “Sementara untuk SPBU yang punya dua tangki tanam, kami bisa isi dengan pertalite menggunakan sistem switching. Jadi tangki pendam yang berisi premium bisa kita ganti dulu dengan pertalite. SPBU yang baru punya satu tangki pendam, kami sarankan untuk tambah satu lagi,” ujar Ziko. Sementara pengguna pertalite Atin Suprihatin mengaku ada perbedaan setelah pindah ke pertalite dari premium. Paling terasa saat perjalanan ke bandung belum lama ini. Jika biasanya bisa menghabiskan 50-60 liter premium pulang pergi, menggunakan pertalite  hanya 35 liter. “Harga juga nggak terlalu jauh tapi kualitasnya lebih bagus,” akunya. (tta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: