Satukan Visi Songsong Masa Depan Ekonomi Cirebon

Satukan Visi Songsong Masa Depan Ekonomi Cirebon

Sultan Sepuh Pimpin Forum Bisnis Cirebon CIREBON - Forum Bisnis Cirebon (FBC) resmi dikukuhkan di Hotel Aston, Rabu (30/9). Forum ini terdiri dari pemangku kepentingan bisnis dari seluruh sektor industri dan bisnis di Cirebon. Peresmian Forum Bisnis Cirebon tersebut sekaligus menjadi ajang sharing bisnis menyongsong masa depan perekonomian wilayah Cirebon dengan dibangunnya Bandara Udara Internasional Jawa Barat. Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadingrat SE sebagai ketua FBC berharap, forum ini dapat menjalin komunikasi semua stakeholder dalam menghadapi perkembangan Cirebon. Pembentukan FBC bertujuan untuk mengembangkan iklim usaha dan kerjasama antara pemerintah, akademisi, masyarakat, dan pelaku bisnis untuk pembangunan Cirebon. Selain itu, mempercepat pertumbuhan investasi untuk mendukung pembangunan Cirebon guna terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat. \"FBC memiliki misi sebagai pelopor dan pusat pertumbuhan bisnis di Cirebon yang berperan sebagai agent of development dalam bidang perdagangan, pariwisata, dan investasi untuk mendorong akselerasi pertumbuhan Indonesia, bagi kesejahteraan masyarakat khususnya di Cirebon,\" katanya kepada Radar, Rabu (30/9). Perekonomian Cirebon memiliki skala besar karena dipengaruhi oleh letak geografis yang strategis dan karakteristik sumber daya alam. Sehingga struktur perekonomiannya ditunjang oleh sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan, komunikasi, dan jasa. Cirebon berada di jalur Pantura, sebagai pintu gerbang utama Provinsi Jawa Barat sebelah timur. Pada waktu musim mudik di bulan Ramadan, jalur ini merupakan salah satu yang terpadat di Indonesia. \"Cirebon juga punya daya tarik tersendiri bagi wisatawan, termasuk turis asing. Destinasi yang tidak terlalu jauh dari Jakarta dan Bandung ini, memiliki beragam potensi wisata yang tak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Termasuk wisata sejarah dan religi,\" paparnya. Seperti Keraton Kasepuhan misalnya, merupakan salah satu potensi besar di Cirebon untuk mendatangkan wisatawan. Menurut Sultan, ada 100 tempat wisata di wilayah III Cirebon. Namun yang jadi persoalan, mana saja yang siap kunjung? Yang siap kunjung masih sangat sedikit. \"Hampir 70 persen belum siap kunjung. Itu tugas kita semua, ayo maju bareng-bareng. Hadirnya Tol Cipali, Bandara Internasional Jawa Barat, Tol Cisumdawu, dan rencana pengembangan pelabuhan internasional Cirebon perlu disikapi dengan bijak oleh kalangan dunia usaha di wilayah Cirebon,\" jelasnya. Hal senada disampaikan President/CEO PATA Indonesia Chapter Poernomo Siswoprasetijo. PATA Indonesia Chapter menjadi salah satu inisiator deklarasi terbentuknya FBC ingin agar potensi yang dimiliki Cirebon dapat terangkat baik dari sisi budaya, ekonomi, dan sektor lainnya. \"Mengangkat Cirebon dan mengembalikan masa jaya Cirebon di dunia internasional. Selaras dengan misi FBC, visi PATA Indonesia Chapter adalah ikut serta mempromosikan potensi destinasi wisata di Indonesia hingga mancanegara, guna mendukung target pemerintah mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara hingga tahun 2019,\" katanya. Salah satu contoh pengembangan potensi wisata yang dilakukan PATA Indonesia Chapter dan sudah berjalan adalah Tanjung Lesung dan Keraton Kasepuhan Cirebon. Menurutnya, kegiatan pasar pariwisata internasional akan menguntungkan Indonesia, sebab menjadi tempat bertemunya buyer dan seller dalam industri pariwisata nasional. \"Diharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota dan Kabupaten Cirebon, Keraton Kasepuhan Cirebon, dan para pelaku bisnis dalam industri pariwisata lainnya di Cirebon, bisa bersatu bersama menyiapkan kemajuan Cirebon,\" tuturnya. Sementara itu, CEO Radar Cirebon Group H Yanto S Utomo yang juga tampil sebagai panelis diskusi mengatakan, Cirebon punya banyak potensi untuk jadi kota tujuan. Namun banyak hal yang perlu disiapkan untuk bisa merealisasikan itu. Salah satunya budaya masyarakat untuk melayani orang yang berwisata di Cirebon. \"Bagaimana seorang tukang becak dan sopir melayani pelancong. Mereka harus punya product knowladge tentang Cirebon dan pariwisata yang ada di sini,\" ujarnya. Menurutnya, kita sebagai masyarakat Cirebon harus siap menjadi pelayan bisnis yang baik di kota ini, dalam rangka menghadapi segala perkembangan di Cirebon. Termasuk soal kedisiplinan dan ketertiban masyarakat Cirebon juga menjadi sorotan. Sehingga siapapun wisatawan yang datang ke Cirebon merasa nyaman dengan berada di Cirebon. \"Apakah kita siap secara SDM? Banyak PR yang perlu disiapkan. Kalau tidak, kita hanya jadi penonton. Dan seandainya Cirebon tidak jadi kota tujuan, sia-sia adanya BIJB,\" pungkasnya. (nda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: