Pe-nonaktifan STIKes Cirebon Diduga Karena Kurang Mahasiswa

Pe-nonaktifan STIKes Cirebon Diduga Karena Kurang Mahasiswa

KEDAWUNG-STIKes Cirebon termasuk ke dalam 243 Perguruan tinggi yang dinonaktifkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) RI. Ketua STIKes Cirebon, Firman Ismana MM sangat menyayangkan status non aktif yang dialamatkan pada kampusnya. Sebab, kata Firman, hingga saat ini tidak ada konfirmasi dari Dikti maupun Kopertis mengenai status tersebut. \"Justru kami bertanya-tanya, apa masalahnya?. Jumlah rasio dosen dan mahasiswa tidak masalah,\" katanya saat dihubungi Radar, Kamis (1/10). Menurutnya, status yang dilayangkan bersifat sementara. Artinya, tidak serta merta karena penonaktifan itu, kampusnya merupakan kampus abal-abal. “Kapanpun bisa aktif lagi,” tegasnya. Ia memprediksi, status non aktif tersebut dilayangkan pada kampuskan karena memiliki satu program studi yakni Kesehatan Lingkungan yang sepi peminat. Ia pun menegaskan status non aktif itu tidak permanen. \"Saat ini kami berupaya agar status non aktif itu dicabut. Dan kami terus meminta klarifikasi, karena jangan sampai  asumsi non aktif itu ilegal dan tidak aktif. Saya harap masyarakat dan mahasiswa tetap tenang dan jangan khawatir karena secara perkuliahan dan administrasi berjalan seperti biasanya. Kami pun menempuh izin dan administrasi secara benar,” katanya. Sementara salah satu mahasiswa Prodi Keperawatan STIkes, Nisa khawatir dengan status non aktif yang dilayangkan kampusnya. Ia juga sempat tertekan dengan gelar yang akan disandangnya. \"Sempat panik, karena kuliah di sini itu cukup mahal. Kasihan orang tua yang sudah membiayai. Tapi setelah dijelaskan pihak kampus kita cukup lega,\" jelasnya.(via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: