KRK Terbakar, Rugi Rp250 Juta
30 Haktare Ludes, Peresmian Bulan November Terancam KUNINGAN - Kebakaran yang terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada Minggu (4/10) kemarin akhirnya merembet ke kawasan Kebun Raya Kuningan (KRK) di Desa Padabeunghar Kecamatan Pasawahan. Akibat kejadian ini, total ada 30 hektare lahan yang ludes terbakar. Dengan terbakarnya lahan KRK, maka total kerugian yang diderita adalah Rp250 juta. Angka tersebut merupakan angka dugaan sementara karena pihak KRK belum melakukan pendataan secara keseluruhan. “Lahan yang terbakar seluas 30 hektare adalah lahan koleksi dan non koleksi. Adapun tanaman yang terbakar terdiri dari 23 family, 52 marga dan 1.800 species,” ucap Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) Kebun Raya Kuningan, Maryoto kepada Radar, kemarin (5/10). Meskipun lahan terbakar, kata dia, namun hal tersebut tidak mengganggu secara keseluruhan KRK. Terlebih, pada bulan November, KRK akan diresmikan. “Mengenai jumlah kerugian, hanya taksiran sementara,” ucapnya. Kejadian ini juga, kata dia, secara resmi belum dilaporkan kepada bupati. Api sendiri bisa dipadamkan pada pukul 23.00, dan api kembali merembet ke kawasan TNGC. “Andai tidak merembet dari TNGC, mungkin lahan KRK tidak akan ludes seperti ini. Meski api sudah padam, kami tetap waspada,” ungkap Maryoto. Sementara itu, kejadian kebakaran dari Sabtu malam (3/10) hingga Senin (5/10) belum juga padam. Setelah api berhasil dipadamkan di kawasan KRK, api kembali naik ke kawasan TNGC di Desa Paniis Kecamatan Pasawahan. “Iya, api belum juga padam. Kami minta doanya agar api tidak merembet lebih jauh. Saat ini semua petugas dikerahkan untuk memadamkan api,” jelas Kepala BTNGC Resort Cigugur, Idin Abidin. Dia membenarkan pada Minggu malam kobaran api sangat jelas terlihat dari arah Cirebon. Api yang merembet kawasan KRK sudah berhasil dipadamkan. Namun sayangnya, api kembali naik ke kawasan TNGC. “Sekali lagi, daokan kami agar api tidak merembet lebih luas lagi. Saat ini petugas masih berjuang keras memadamkan api. Petugas yang ikut memadamkan berasal dari sejumlah. Karena kami anggap kebarakan ini perlu penanganan dari semua elemen,” jelas Idin. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: