Rana Siap Diperiksa BK
Terkait Dugaan Kemaksiatan di Gedung Dewan KUNINGAN – Terkait dugaan praktik kemaksiatan di ruang paripurna, Ketua DPRD Rana Suparman SSos menegaskan kesiapannya untuk diperiksa Badan Kehormatan (BK). Bahkan kepada masyarakat yang merasa memiliki video kegiatan hiburan pada malam HUT ke-70 RI di ruang paripurna DPRD, dia meminta agar membantu BK dalam menuntaskan persoalan. “Semenjak isu ini mencuat, saya sudah menginstruksikan BK untuk menelurusi masalah ini sampai tuntas dan jelas. Saya juga sudah perintahkan BK untuk mengundang semua anggota dewan untuk dipintai keterangan. Termasuk saya, siap dipanggil oleh BK agar persoalan menjadi jelas,” tandas Rana kepada Radar, kemarin (6/10). Dalam menjelaskan peristiwa pada malam itu, dia mengakui hadir. Namun datang terlambat. Kedatangannya itu sekitar pukul 22.00 dan pulang sekitar pukul 23.30. Saat tiba di gedung dewan, dirinya tidak langsung memasuki lokasi hiburan, melainkan ke ruang kerjanya untuk menekan surat-surat penting. “Malam itu saya terlambat datang karena sebelumnya saya harus menghadiri pertemuan kader terlebih dulu. Jadi, saya tidak tahu secara utuh acaranya seperti apa. Yang saya lihat sih waktu itu nggak ada apa-apa,” ungkapnya. Namun, Rana juga meluruskan beberapa hal yang berkaitan dengan isu dugaan ini. Peristiwanya bukan pada malam 17 Agustus, melainkan pada 15 Agustus atau pada malam 16 Agustus. Selain itu, acara yang dia lihat bukan dangdutan, melainkan organ tunggal. “Saya juga sempat meminta foto kepada sekwan bagaimana penampilan artis atau biduannya. Bisa dilihat jelas pakaian yang dikenakannya tidak seronok,” terang Rana. Politisi yang juga menjabat ketua DPC PDIP Kuningan ini menegaskan kembali telah memerintahkan BK untuk menelusuri. Apabila ada masyarakat yang memiliki video dari kegiatan tersebut, dia meminta agar membantu BK dalam menindaklanjuti persoalan sampai tuntas dan jelas. “Silakan buka. Begitu pula CCTV, apabila dibutuhkan, saya persilakan untuk dibuka dengan persetujuan kepolisian. Mangga (silakan, red), BK jangan ragu-ragu untuk menindaklanjuti masalah ini untuk kebutuhan BK. Kalau saya ambil alih, khawatir nanti tersinggung. Kan ada institusi yang lebih pas untuk menindaklanjuti,” ucapnya. Ditanya apakah ada muatan politisi dalam persoalan ini, Rana juga mengaku aneh. Namun dirinya tidak menjelaskan secara gamblang ihwal rasa anehnya itu. “Mungkin orang bisa melihat apakah itu faktor politis atau bukan. Silakan baca saja oleh masyarakat. Makanya kenapa selama ini saya diam menghindari pusaran konflik ini. Apakah bermuatan politis atau mengandung jebakan politis,” tukas Rana. Terpisah, salah seorang kader PDIP, Dede Syaripudin merasa prihatin jika benar ada peristiwa kemaksiatan di gedung dewan. Sebab akan bertentangan dengan visi Kuningan MAS yang diusung kepemimpinan Bupati Hj Utje Ch Suganda dan Wabup H Acep Purnama. Dalam menanggapi pernyataan sekretaris Gamas, dia setuju jika CCTV di gedung dewan diputar. “Supaya masyarakat tidak gamang, mana yang benar dan mana yang salah, ya saya setuju kalau CCTV di gedung dewan diputar. Jangan sampai mereka yang tidak tahu menahu malah kebawa-bawa. Kasian juga kan citra DPRD,” kata Dede. Lantaran merasa penasaran atas isu ini, dia mencoba menemui Wabup Acep Purnama. Sebab, orang kedua di Kota Kuda tersebut dikabarkan hadir dalam acara hiburan tersebut. Jawaban yang dia peroleh, wabup menghadiri acara karena mendapat undangan dari sekretaris DPRD. “Kata Pak wabup, dia hadir diundang oleh sekwan. Dia datang jam 10 malam dan tidak lama kemudian pulang bersama salah seorang wakil ketua DPRD, Pak Haji Uci Suryana dan Pak Rudi Orang dari PKS. Mereka tidak tahu kalau ada kejadian seperti yang diisukan selama ini,” tuturnya. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: