Blatter Kecewa Final

Blatter Kecewa Final

JOHANNESBURG- Laga final Piala Dunia 2010 yang dimenangi Spanyol 1-0 atas Belanda di Soccer City Stadium dinihari kemarin berjalan menarik. Kedua tim sama-sama menunjukkan permainan menyerang yang atraktif sesuai karakter masing-masing negara. Namun, sikap yang ditunjukkan para pemain juga mengkhawatirkan. Baik pemain Spanyol mau pun Belanda diklaim Presiden FIFA Sepp Blatter, menunjukkan sikap tidak hormat yang berimbas pada keluarnya 13 kartu kuning dari kantung wasit Howard Webb. Presiden FIFA asal Swiss itu mengaku kecewa dengan hal ini. “Laga final tidak sesuai harapan FIFA dalam hal fair play. Pemain mengumbar emosi demi gelar piala dunia yang seharusnya menjadi contoh bagi banyak orang. Saya sangat menyayangkan semua yang terjadi di lapangan,” katanya seperti dikutip Reuters, Senin (12/7). Terkait protes yang dilancarkan kubu Belanda terhadap wasit, Blatter justru menilai wasit memiliki ketegasan yang sangat baik di babak final. Termasuk mengeluarkan 13 kartu termasuk kartu merah yang diterima bek Belanda Heitinga. “Tiga wasit yang bertugas harus menjalani tugas yang berat di lapangan dan saya bisa mengatakan mereka tidak dibantu untuk bisa menjunjung tinggi fair play. Pemain dan pelatih juga memiliki peran penting menjunjung tinggi sportivitas,” jelasnya. Blatter juga menilai bahwa wasit tak luput dari kesalahan. Namun dengan tekanan yang cukup besar di babak final, sedikit kesalahan yang dilakukan wasit masih dianggap wajar. Apalagi wasit yang memimpin laga superpenting seperti final piala dunia. “Di sinilah aspek manusia dari permainan kami. Jika sepakbola berjalan sempurna, jika pertandingan berjalan secara ilmiah, jika pertandingan berjalan dengan hanya teknologi, lewat teknik ilmiah, tak akan ada lagi diskusi,” lanjutnya. Komentar Blatter seolah menanggapi berbagai komentar yang mengusulkan penggunaan teknologi di dalam sepakbola. Meskipun merespons wacana tersebut, namun FIFA menurut Blatter harus mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugian menggunakan teknologi. “Beginilah sepakbola. Kami harus menghadapi dengan yang namanya kesalahan, kesalahan pemain dan juga kesalahan wasit. Saya tak menilai adanya kesempurnaan. Karena didinilah seninya sepakbola yang humanis dan enak ditonton,” jelasnya. (iim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: