TNI Kawal Pembangunan BIJB

TNI Kawal Pembangunan BIJB

Danrem: Kalau Tidak Berani, Kita Fasilitasi MAJALENGKA - Proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, cukup rawan dengan gangguan yang bisa menghambat proses pelaksanaan pembangunannya. Korem 063 SGJ siap mengawal kelancaran program pembangunan tersebut dari berbagai gangguan dan hambatan. Komandan Korem 063 SGJ Kolonel Inf Sutjipto menuturkan, pihaknya siap mengawal dengan cara mencarikan solusi dan menjembatani penyelesaian masalah yang bisa merugikan berbagai pihak terutama rakyat. Dari hasil pemantauannya di lapangan, berbagai kendala dan masalah yang muncul dan menjadi hambatan kelancaran pembangunan proyek BIJB ini, setelah dikaji ternyata hanya kurang komunikasi antara masyarakat dengan pelaksana maupun pemerintah. Misalnya kendaraan proyek yang keluar masuk kawasan lokasi pembangunan bandara, dikeluhkan warga karena hanya kebagian debunya saja. Persoalan ini, kata dia, sebetulnya tinggal dikomunikasikan dengan pelaksana. Jika tidak ada yang berani meneruskan keluhan rakyat kepada pihak pelaksana, maka pihaknya yang akan maju untuk menjembatani persoalan ini. Danrem juga menemukan persoalan lain seperti munculnya “rumah hantu” di sekitar lokasi yang akan dibebaskan untuk pembangunan bandara. Menurutnya, pendirian rumah semi permanen yang tak berpenghuni tersebut diduga ada unsur kesengajaan atau sabotase dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, untuk menaikkan nilai jual lahan yang akan dibebaskan. “Ada juga di sana rumah hantu, itu kalau ada unsur ke sana (sabotase, red) tidak baik juga kesannya. Kalau mau minta nilai ganti ruginya ditambah, ya tinggal bilang saja langsung ke pemerintah. Itu kan hak rakyat, jangan sampai bikin bangunan kaya gitu. Kalau tidak berani ngomongnya, kita yang akan fasilitasi,” tandasnya. Disamping itu, ada berbagai persoalan yang dihadapi dalam kelancaran proses pembangunan bandara termasuk upaya adu domba dan memecah belah antara yang pro dengan yang kontra. Hal itu menurut Danrem tidak boleh dibiarkan dan harus segera dicarikan solusi. “Ada lagi persoalan kubu-kubuan antara yang pro dan kontra. Omong kosong kalau itu kehendak rakyat, upaya pecah belah rakyat dengan mengkubu-kubukan ini pasti ada otak intelektualnya yang ingin mengadu domba rakyat di sana. Harus kita sadarkan rakyat di sana dan cari dalangnya, kemudian kita serahkan ke polisi buat disanksi sesuai pelanggarannya,” tegasnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: