Kebakaran Kembali Melanda Lereng Ciremai

Kebakaran Kembali Melanda Lereng Ciremai

MAJALENGKA - Kebakaran kawasan hutan di lereng Gunung Ciremai kembali terjadi, kali ini menimpa hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang masuk wilayah Desa Bantaragung Kecamatan Sindangwangi. Menurut keterangan pengurus TNGC, kebakaran pertama kali diketahui Kamis (8/10) petang sekitar pukul 17.30. Saat itu terlihat kepulan asap yang diperkirakan berada di hutan blok Citaman wilayah teritori Desa Bantaragung. Api yang berkobar mulai tampak jelas ketika hari sudah gelap. Saat itu, petugas langsung melaporkan peristiwa itu kepada Muspika setempat. Kemudian digelar pertemuan untuk menangani peristiwa tersebut. Namun berhubung kondisi sudah gelap ditambah lokasi menuju titik api diperkirakan berjarak 10 kilometer dari batas pemukiman terdekat, maka diputuskan untuk tidak naik ke atas karena rawan. “Diperkirakan titik api itu berjarak 10 kilometer dari pemukiman terdekat. Kami bersama tim dari TNGC bersama Muspika memutuskan untuk tidak naik, karena hanya bisa dilintasi jalan setapak dan memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan kalau ingin sampai ke titik api,” ujar Kasi Trantibum Kecamatan Sindangwangi, Amir Hamzah. Sehingga para petugas tetap bersiaga di titik pemantauan, sambil terus memantau api di atas dan mengamati pergerakannya agar jangan sampai menuju ke arah pemukiman warga. “Petugas semalaman memantau titik api dengan menggunakan teleskop. Untungnya ketika dipantau lewat tengah malam atau Jumat dini hari, titik api mengecil dan tidak semakin melebar. Kemudian menjelang subuh, api hanya terlihat bekas baranya saja. Diperkirakan api benar-benar padam menjelang pagi,” tuturnya. Api diperkirakan telah membakar kawasan hutan seluas sekitar 4 hektare. Dia menambahkan, penyebab munculnya api di lereng Ciremai tersebut masih simpang siur. Ada yang menduga sumber api berasal dari puntung rokok yang dibuang dalam kondisi masih menyala, tapi logika lain menyangkalnya karena kecil kemungkinan ada warga yang naik sampai ketinggian itu dengan jarak sampai 10 kilometer dari pemukiman terdekat. “Penyebab awalnya diduga dikarenakan puntung rokok yang dibuang warga. Tapi agak ragu juga, karena logikanya mana ada warga yang naik sampai ketinggian itu. Jjaraknya juga sangat jauh dari pemukiman terdekat berkisar sekitar 10 kilometer. Jadi kami belum bisa menyimpulkan penyebab pastinya,” imbuhnya. (azs)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: