Ratusan Massa Acungkan Kondom

Ratusan Massa Acungkan Kondom

Bentuk Protes Dugaan Kemaksiatan di Gedung Dewan KUNINGAN – Dalam menyikapi isu dugaan kemaksiatan di gedung dewan, ratusan massa dari sejumlah ormas dan LSM menggelar audiensi, Senin (12/10). Kendati kemaksiatan yang diduga selama ini mengarah pada indikasi konsumsi minuman keras, namun beberapa di antara massa membawa puluhan kondom. Dengan menggunakan batang sapu lidi, kondom-kondom tersebut diacung-acungkan. Bahkan di lobi dewan. Tampak bungkus alat kontrasepsi tersebut berserakan ditambah lembaran kartu remi. Ratusan massa gabungan dari FPI, Gardah, GPK, Garis, dan Koalisi Rakyat Bersatu itu kemudian ramai-ramai memasuki ruang paripurna. Tampak Ketua DPRD, Rana Suparman SSos sudah siap menerima aspirasi mereka. Dia didampingi Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD, Drs H Momon Suherman dan beberapa anggota BK lain. Lalu, perwakilan dari massa pun mengawali penyampaian aspirasinya secara bergantian. “Sebetulnya tidak sehina apa yang dituduhkan. Acara pada malam itu merupakan acara sekretariat dewan. Kami tidak bisa menolak karena tiap tahun pun ada rangkaian peringatan agustusan. Kami akui ada organ tunggal, tapi saya yang datang terlambat tidak melihat adanya minuman keras,” ungkap Rana dalam menjawab pertanyaan massa. Dilanjutkan, pada malam itu dirinya datang sekitar pukul 22.00. Rana menegaskan, penyanyi yang dihadirkan pada organ tunggal tersebut bukan 16 orang, melainkan hanya tiga orang. Pakaian yang dikenakan oleh mereka tidak seronok seperti isu yang berkembang selama ini. “Ada guru Sunda, guru PAUD dan warga Nusaherang. Bukti fotonya ada di pak sekwan. Jadi saya mohon letakkan persoalan secara objektif. Kok saya dituduh kayak jadi bartender dengan 16 penyanyi. Lalu rumor kondom segala, wallahi itu tidak ada,” tegasnya. Rana juga membantah menolak untuk membuka CCTV. Sambil menunjukkan surat yang dikeluarkan olehnya 6 Oktober, Rana telah menginstruksikan BK untuk menindaklanjuti, termasuk membuka CCTV. Sebab menurutnya, selama ini para anggota dewan seolah jadi pesakitan yang diadili. “Ini harus diluruskan. Ada apa dibalik tuduhan yang berlebihan itu. Kami merasa dipojokan secara berlebihan. Saya memang bukan ustad, kiyai ataupun habib, serta belum haji, tapi secara nurani saya tahu nilai kebenaran, bisa membedakan mana yang benar dan salah,” ucap ketua DPC PDIP Kuningan itu. Dia menyebutkan, dulu juga ada perlombaan gapleh di gedung dewan. Acara-acara agustusan, hari jadi ataupun momentum lain, kerap dilaksanakan. Jika organ tunggal dianggap melanggar asusila, Rana meminta maaf. Jangan sampai dirinya terus-terusan “dipukuli” oleh semua orang. “Kalau ada dari rekan-rekan yang telah melakukan investigasi, saya ucapkan terima kasih. Berarti membantu kerja BK,” kata Rana. Ketua BK, Drs H Momon Suherman selaku wakil rakyat yang kebetulan tidak menghadiri acara pada malam itu menegaskan siap untuk membuka CCTV. Pihaknya akan membeberkan, tinggal tunggu hasilnya. Sebab pihaknya pun merasa tidak nyaman atas beredarnya isu dugaan tersebut. “Kami malu. Tiap anggota dewan itu punya konstituen. Mereka pada menanyakan. Belum lagi anggota keluarga. Tapi apa yang beredar selama ini kan cuma isu dugaan. Kami minta hasil investigasinya kalau memang sudah ada. Bantu kami dalam meluruskan masalah ini,” pinta ketua DPC PPP Kuningan itu. Dalam menjawab penuturan Rana dan Momon, Ketua FPI Kuningan, KH Endin Kholidin menegaskan, kedatangannya ke gedung dewan bukan untuk memfitnah. Namun tujuan sebenarnya untuk klarifikasi atau tabayyun. Jika tidak ingin merasa dipojokan, imbuh Endin, satu-satunya cara ialah dengan memutar rekaman CCTV pada malam itu. “Kami hormati Anda. Silakan tentukan waktunya untuk memutar CCTV. Kita tabayyun. Setelah itu baru kita melangkah pada tahapan kedua,” tandasnya. Usai penuturan Endin, Rana justru menyatakan kesiapan untuk memutar rekaman CCTV pada hari itu juga. Dia menginginkan agar persoalan segera beres sehingga memerintahkan kesekretariatan DPRD untuk memutarnya. Selaku pimpinan dewan, Rana menegaskan tidak paham terkait CCTV ataupun IT. Kesiapan Rana akhirnya direspons salah seorang peserta audiensi untuk segera memutarnya. “Karena sudah siap, sekarang kami akan ke masjid dulu untuk salat Dzuhur. Usai Dzuhur mari kita lihat secara bersama-sama rekaman CCTV pada malam itu,” ucap Endin Kholidin. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: