Phillip Islands Milik Rossi

Phillip Islands Milik Rossi

Duo Honda sebagai Pengganggu MELBOURNE - Pertarungan perebutan gelar juara MotoGP 2015 bergeser ke Australia akhir pekan ini. Bagi Jorge Lorenzo, momen emas untuk mengepras defisit poin dari rival terkuatnya Valentino Rossi sudah lewat saat balapan terjadi Jepang Minggu (11/10). Sedangkan untuk Rossi Phillip Island adalah trek dimana peluangnya untuk menang akan lebih besar daripada di Motegi. Sejak era MotoGP dimulai sejak 2002 hanya ada empat rider yang pernah menjadi raja di Phillip Islands. Mereka adalah Rossi, Casey Stoner, Marco Simonceli, dan Lorenzo. Keluarkan Stoner dan Simoceli dari daftar pertempuran karena keduanya tidak ada di grid. Sedangkan di hadapan Rossi, rekor Lorenzo di Australia bagai bumi dan langit.  The Doctor menang lima kali di Phillip Island termasuk satu seri tahun lalu. Sedangkan Lorenzo hanya sekali menang di musim 2013. Bisa dibilang Rossi adalah rider paling sukses di Australia saat ini. Jumlah kemenangannya hanya kalah dari Stoner yang meraih enam victory beruntun di negara benua tersebut. Di Australia nanti Rossi akan menyamai rekor Loris Capirosi sebagai pembalap kelas premium dengan start terbanyak sepanjang massa 328 kali. Dengan melewati GP Malaysia dua pekan mendatang Rossi bakal menggeser Capirosi dalam daftar pembalap dengan start terbanyak. Meski sadar peluangnya untuk mengamankan seri Australia Rossi tetap tak jumawa. Dia mengaku akan tetap melakukan pendekatan sama seperti seri-seri sebelumnya dan enggan menghitung-hitung peluangnya dalam balapan. “Kami akan berjuang membalap dengan maksimal dan finis di podium di depan Jorge,” katanya dikutip Crash. Soal karakter Phillip Islands pembalap tertua di grid MotoGP itu menyebutnya sebagai khusus. Cepat, mengalir, dangan beberapa titik pengereman kuat di beberapa tikungan. “Aku menyukainya. Rasanya mayoritas pembalap juga,” tambahnya. Namun, lanjutnya, kondisi angin dan tempetaur udara yang dingin selalu menjadi kesulitan tersendiri untuk ditaklukkan. “Sulit untuk menemukan setingan yang pas,” ucapnya. Bagi Lorenzo balapan di Australia dengan mengejar 18 poin tertinggal seperti berlari di tanjakan. Perlu perjuangan ekstra dan mengeluarkan potensi maksimalnya untuk bisa bisa. Lorenzo memang harus menang. Dengan begitu setidaknya dia akan mengamankan lima poin (dengan kalkulasi Rossi finis runner up). Lorenzo tetap optimis. Dia mengaku posisinya masih sebagai title contender musim ini. “Jika aku bisa memenangi semua balapan tersisa dan Vale membuat kesalahan kami bisa jadi juara,” yakinnya. Sama seperti Rossi, Lorenzo penggemar berat sirkuit di Melbourne tersebut. Namun dia juga sadar rivalnya selalu menikmati balapan di trek sepanjang 4,4 kilometer tersebut. “Sangat menantang untuk setingan motor. Juga karena kondisi cuaca yang mudah berubah. Jadi kami harus bersiap untuk semuanya,” paparnya. Di sisa musim yang sangat krusial seperti saat ini hasil balapan tidak hanya ditentukan pada performa kedua kandidat juara. Ada dua pembalap Repsol Honda yang akan punya andil untuk ikut menentukan. Kalau tidak ada yang merintangi performa Marc Marquez tetap jadi perhitungan. Andai tak celaka di Motegi, pembalap 22 tahun tersebut sangt mungkin bisa menang atau setidaknya podium. Finis di antara Lorenzo dan Rossi tentu akan memengaruhi perolehan poin keduanya. Begitu juga Daniel Pedrosa. Sukses di dua balapan terakhir sudah pasti mengerek kepercayaan dirinya. Sudah jauh dari persaingan perebutan gelar juara dunia membuatnya akan selalu membalap tanpa beban. Sisa seri akan digunakannya untuk merengkuh kemenangan sebanyak-banyaknya. Kalau sudah begitu, baik Lorenzo atau Rossi, bisa jadi pihak yang diuntungkan atau sebaliknya dirugikan dengan performa Pedrosa. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: