Walikota Ngebet Pemilihan Wawali

Walikota Ngebet Pemilihan Wawali

Jika Memungkinkan, Minggu Depan Sudah Ada Kepastian Nama Wakil Walikota KEJAKSAN – Dinamika partai pengusung calon wakil walikota, menjadi berkah tersendiri bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) muncul dua kepemimpinan, versi Djan Faridz dan terbaru versi Romahurmuzy. Begitupula dengan Partai Golkar, ada kepengurusan DPD Golkar Kota Cirebon versi Agung Laksono dan Aburizal Bakrie. “Dinamika ini menjadi berkah bagi kami di pemerintahan. Karena ada pembanding lain, memaksa mereka untuk berunding,” papar Walikota Nasrudin Azis kepada Radar, Senin (19/10). Harapannya, hasil perundingan dapat menemukan kata sepakat untuk mengusung dua nama calon wakil walikota yang telah diusulkan, yakni Toto Sunanto dan Eti Herawati atau akrab disapa Eeng Charli untuk dipilih salah satunya. Pria yang juga ketua DPC Partai Demokrat Kota Cirebon itu menjelaskan, berkah di sini bukan dalam konteks bahagia atas perpecahan di tubuh dua partai pengusung Ano-Azis, melainkan lebih kepada perspektif baru yang mampu memberikan masukan konstruktif demi kepentingan masyarakat Kota Cirebon. Langkah Azis dalam menghadapi dinamika dalam dua tubuh partai pengusung itu, dengan melakukan komunikasi politik dan menghubungi kedua pihak yang telah mendapatkan Surat Keputusan (SK). “Kedua kubu saya rangkul. Kita utamakan kepentingan Pemerintah Kota Cirebon,” ujarnya. Nasrudin Azis menunjukkan keinginan kuat agar secepatnya dilakukan pemilihan wakil walikota, karena dia mengaku sangat membutuhkan pendamping. Dan bila memungkinkan, minggu depan sudah ada kepastian nama wakil walikota yang mendampinginya menata pemerintahan di Kota Cirebon. Sebab, kedua partai pengusung hanya cukup dengan menyepakati dua nama yang telah diajukan, kemudian dipilih oleh anggota DPRD Kota Cirebon. “Pak Toto Sunanto dan Ibu Eti Herawati tetap sebagai calon wakil walikota. Tunjukan kualitas diri dan berbuat baik kepada masyarakat,” pesan Azis untuk kedua calon wakil walikota itu. Pemilihan wakil walikota tetap menggunakan sistem pemilihan satu orang satu suara bagi anggota DPRD Kota Cirebon. Pasalnya, hingga saat ini, Azis mengaku belum menerima surat diperbolehkannya walikota menunjuk langsung wakilnya. Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Kota Cirebon Achmad Sopyan mengatakan, pada prinsipnya koleganya Nasrudin Azis sangat membutuhkan wakil walikota. Hanya saja, aturan yang digunakan masih belum jelas. Antara Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 2015 atau UU Nomor 8 tahun 2015. Saat ini, lanjutnya, masih dalam tahap gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK). “Lebih baik menunggu hasil gugatan. Lebih baik lagi menunggu PP (Peraturan Pemerintah),” ucapnya. Hitungan Sopyan, jika menunggu putusan MK, pada Januari 2016 baru ada keputusan akhir untuk menentukan nama wakil walikota. Dengan demikian, Azis tetap harus memiliki wakil karena belum mencapai batas minimal 18 bulan menjelang akhir jabatannya pada April 2018 nanti. Terkait dinamika di internal partai pengusung Ano-Azis, Sopyan lebih memilih tidak berkomentar. Pasalnya, hal itu menjadi dapur dua partai masing-masing. Hanya saja, dia berharap kedua kubu dapat segera membuat keputusan terbaik dan mendukung Walikota Nasrudin Azis untuk memiliki wakil walikota. Salah satu langkah yang dapat dilakukan dengan memberikan persetujuan untuk salah satu dari dua nama yang diajukan untuk dipilih. “Kalau ada wakil walikota, pekerjaan Pak Azis dapat lebih ringan,” ucapnya. Terpisah, Ketua Fraksi Partai Demokrat, M Handarujati Kalamullah SSos mendesak PPP versi Romahurmuzy atau Romi, untuk segera mengirimkan surat tembusan kepada walikota soal SK kepengurusan DPC PPP Kota Cirebon. “Kalau bisa DPC PPP versi Romi segera mengirimkan surat tembusan ke walikota, sehingga dalam waktu dekat bisa langsung ditindaklanjuti dengan pertemuan, termasuk penentuan calon wakil walikota yang akan diusung,” ujarnya. Andru bahkan sempat mendengar rumor kemunculan PPP versi Romi membuat sikap politik ketua DPD Golkar versi Aburizal Bakrie, Ir Toto Sunanto goyah. Bahkan kemarin dikabarkan Toto mulai melunak. “Kabarnya begitu mas, Pak Toto setuju calon lainnya Eeng Charli,” kata Andru singkat. Sementara, Pengurus DPW Partai Nasdem Jawa Barat, H Yuyun Wahyu Kurnia saat dikonfirmasi optimis kemunculan PPP versi Romi di Kota Cirebon akan memecahkan kebuntuan pemilihan wakil walikota yang terjadi selama ini. Yuyun berharap, lobi politik pemilihan wakil walikota yang dilakukan akan berhasil. “Syukur-syukur Eeng Charli terpilih sebagai wakil walikota. Kalaupun yang terpilih Toto Sunanto mungkin Allah menghendaki lain. Kami hanya bisa ikhtiar,” tegas Yuyun. PPP KONSOLIDASI INTERNAL Pasca Mukerwil DPW PPP Jawa Barat versi Romahurmuzy, pengurus DPC PPP Kota Cirebon versi Romi terus melakukan konsolidasi jajaran pengurus mulai tingkat kota hingga tingkat kecamatan. Ketua DPD PPP Kota Cirebon versi Romi, Kusnadi Nuried mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya melakukan konsolidasi internal pengurus. “Setelah Muswil kita langsung bergerak cepat melakukan konsolidasi pengurus di tingkat kota maupun kecamatan,” kata Kusnadi. Disinggung kapan surat tembusan kepengurusan akan dikirim ke walikota, Kusnadi mengaku belum mengirimkannya. Tapi dia berjanji dalam waktu dekat akan segera mengirimkan surat tembusan itu ke orang nomor satu di Kota Cirebon. “Belum, Insyallah dalam waktu dekat akan kita kirimkan ke walikota,” pungkasnya. (ysf/abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: