Kecamatan Mundu Terendam Banjir

Kecamatan Mundu Terendam Banjir

\"\"MUNDU – Akibat hujan besar yang mengguyur wiilayah Cirebon dan sekitarnya selama beberapa jam, sebagian besar desa-desa di Kecamatan Mundu, pada Minggu malam (5/2) hingga Senin dinihari (6/2) kemarin terendam banjir. Rata-rata ketinggian air mencapai 1 meter sehingga menyebabkan ratusan rumah dan puluhan hektar sawah milih masyarakat setempat terendam. Tercatat dari data yang dihimpun Radar, desa-desa yang terendam banjir adalah Mundumesigit, Mundu Pesisir, Bandengan, Luwung, Penpen dan Setupatok. Bahkan, menurut informasi, Desa Banjarwangunan, Pamengkang dan Suci juga ikut terendam. Raden Udin, Kuwu Mundumesigit menyebutkan ada 3 blok yang terendam banjir yakni blok Sinabe, Mesigit dan Kenari. Rata-rata ketinggian air ketiga blok tersebut mencapai lutut orang dewasa, sehingga ratusan rumah terendam air. “Kira-kira ada 200 rumah yang kebanjiran dari 3 blok itu,” sebutnya. Selain pemukiman penduduk, puluhan hektar sawah padi yang baru saja memasuki masa tanam ini ikut terendam, sehingga banyak benih padi yang terseret arus air. “Kami mencacat ada 25 hektar sawah padi yang harus ditaman kembali, karena benihnya hilang terbawa arus air banjir,” katanya. Menurutnya, banjir yang terjadi di wilayahnya ini diakibatkan oleh air kiriman yang berasal dari desa Penpen melalui saluran irigasi sekunder dan sungai Cilopenganten. “Air limpas dan saluran pembuangannya pun terhambat, karena Desa Bandengan dan Mundupesisirnya pun mengalami bajir sehingga air tak bisa bergerak menuju daerah hilir,” tuturnya. Beruntung, banjir ini tak sampai membutuhkan waktu yang lama, karena menjelang pagi hari air sudah mulai surut dan ketika siang hari sudah tak ada genangan air lagi. “Air hanya lewat saja,” ungkapnya. Nasib yang sama juga dialami oleh Desa Luwung, tetangga desa Mundumesigit ini ada sekitar 4 blok yang terendam air yakni blok Kinaija, Lemahabang, Bulak dan Karanglebak. Tercatat ada sekitar 200 rumah yang terendam air dengan ketinggian pinggang orang dewasa. “Air berasal dari Desa Mundumesigit dan tanggul Sungai Cilopenganten yang limpas,” kata Kuwu Desa Luwung, R Ahmad Kosasih. Sebelumnya, Desa Luwung juga mengalami banjir pada jum’at malam (3/2). Namun, ketinggian airnya tak setinggi pada banjir kali ini. “Berarti dua hari desa kami kebanjiran,” ucapnya. Begitu juga dengan Desa Bandengan, di sana ada dua RW yang mengalami banjir yakni RW 02 dan RW 03. Menurut Kuwu Desa Bandengan, Moh Sofyan di kedua RW itu ada sekitar 100 rumah yang kemasukan air. “Tingginya selutut orang dewasa,” tuturnya. Banjir yang menggenangi pemukiman di desa yang terletak di bibir pantai Pulau Jawa ini, berasal dari kiriman Desa Mundumesigit ditambah air laut pasang, sehingga air tidak bisa bergerak kemana-mana. “Ya ibaratnya desa kami terkepung oleh air,” ucapnya. Sementara itu, desa yang terparah terkena bencana banjir dan hingga siang kemarin belum juga surut adalah Desa Mundu Pesisir. Di desa yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Cirebon ini terdapat 300 rumah yang terendam air yang berasal dari limpasan sungai Grobogan dan sungai Kalijaga. “Ada tiga blok yang terendam air yakni Blok Karanganyar, Karangtajug dan Kalijaga. Jika hari ini (kemarin, red) air tidak surut berarti sudah tiga hari banjir yakni hari Sabtu, Minggu dan Senin,” kata Agus Kholiq, Kuwu Desa Mundupesisir. Berbeda dengan desa lainnya, Desa Penpen cukup beruntung, karena hanya ada 25 rumah saja yang terendam, itu pun hanya di sekitar pelataran rumah warga. “Banjir hanya di dua RT saya, yakni RT 02 dan 05 RW 02. Itu pun Cuma limpasan dari saluran irigasi dan dalam waktu dua jam air sudah surut kembali,” tandas Kuwu Desa Penpen, Juhana. Banjir merupakan hal yang sudah biasa terjadi di sebagian desa yang ada di Kecamatan Mundu. Hampir setiap tahun, terutama dua tahun terakhir ini banjir selalu melanda wilayah ini. “Penyebabnya adalah pendangkalan dan penyempitan sungai-sungai terutama di wilayah hilir, sehingga aliran air menuju muara sungai tak maksimal,” pungkas Agus Kholiq. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: