Park(ing) Day, Aksi Menuntut Ruang Publik
Sepertinya enak ya kalau di kota ini ada ruang terbuka hijau semacam taman kota dan bentuk lainnya. Kalau panas, bisa ngadem. Kalau lagi musim hujan nggak banjir karena air diserap pepohonan. Masih ingat Cirebon yang dulu? Sepanjang Jl Cipto Mangun Kusumo, pohon berjejer kokoh, rimbun, dan sejuk di pinggir jalan. Tapi sekarang, hanya sebagian titik di kota yang masih ditumbuhi pohon-pohon. Ditambah lagi kota ini ‘dimakan’ oleh hotel, ritel, dan tempat lainnya. Atas kegelisahan ini, sekelompok pemuda dari Just Library, salah satu komunitas di Cirebon membuat Park(ing) Day. Acara ini berlangsung di Jl Dr Sudarshono Sabtu (24/10) sore. Park(ing) Day merupakan gerakan yang digagas oleh Group Rebar (San Fransisco), sebuah studio yang mengajarkan visual art, public art, lanskap design, urban, instalasi, digital media, dan print desain. Gerakan ini sudah ada sejak 16 November 2005 yang berlokasi di SOMA distrik San Fransisco. \"Tujuan dari gerakan ini adalah untuk meningkatkan kualitas ruang publik kota dan untuk menyatakan kembali bahwa ruang publik merupakan fasilitas bersama yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat umum,\" ujar Alam Darussalam, salah satu pengurus Just Library. Ruang-ruang kota yang telah dipadati oleh bangunan serta area parkir di setiap sudutnya telah membuat ruang terbuka semakin minim. Untuk itu, kata Alam, perlu strategi baru untuk meningkatkan kualitas ruang khususnya di Cirebon, sehingga dapat menciptakan kehidupan lestari yang berkelanjutan, menciptakan gaya hidup sehat bagi masyarakat Kota Cirebon. \"Semoga dengan adanya ruang publik, setiap masyarakat dapat menikmati kotanya sendiri secara bebas melakukan aktivitas serta nyaman untuk ditempati,\" tambahnya. Nama Park(ing) Day diambil dari kata Park yang artinya taman, Park(ing) artinya tempat parkir. \"Jadi selama berlangsungnya kampanye Park(ing) Day, lahan parkir diubah menjadi taman buatan yang memfasilitasi masyarakat untuk beraktivitas dan saling berinteraksi,\" tuturnya. Selain melalui kampanye seperti Park(ing) Day, menurut Alam pengembalian fungsi ruang publik tentunya akan dapat terwujud bila ada sinergisitas dengan kebijakan tata ruang yang lebih mengedepankan manusia daripada bangunan. Juga termasuk penegakan hukum yang lebih baik. \"Park(ing) Day Cirebon kali ini hanya sebuah trigger untuk menyerukan kepada masyarakat Cirebon untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan membuat kegiatan serupa. Sehingga akan tercipta snowball effect yang akan membuat kegiatan ini dilakukan oleh banyak kelompok kecil masyarakat yang peduli pada lingkungan dan terciptanya public atau open space non komersil yang bisa digunakan oleh semua elemen masyarakat secara bebas,\" jelasnya. Seperti yang diketahui, keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota Cirebon hanya sekitar 9 persen. Padahal pemerintah kota punya anggaran untuk menyediakan ruang terbuka hijau, tapi kapan ya direalisasikannya? (mike dwi setiawati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: