Cirebon yang Heboh di Sosial Media
Polisi Lagi Marah dan Pria Beristri 2 Cirebon sedang tren di sosial media. Dari sepanjang siang kemarin, mungkin juga hari ini dan seterusnya, masih akan ramai. Ada dua video yang bikin orang melirik Cirebon. Pertama soal polisi ngamuk saat membubarkan sekelompok anak muda yang diduga geng motor, serta video soal setuju poligami. PERTAMA soal polisi. Video berdurasi 7 menit 41 detik yang diunggah Heru Khaerul II kem edia sosial Facebook ini berisi beberapa anggota kepolisian mengejar sejumlah anak muda yang diduga geng motor. Setelah ditangkap, mereka dihajar hingga babak belur. Video yang diunggah Kamis (29/10) pukul 16.36 tersebut, hingga Jumat malam (30/10) sekitar pukul 23.00 sudah ditonton lebih dari 467 ribu viewer, dibagikan sebanyak 11 ribu kali dan dikomentari oleh 100-an akun Facebook. Video tersebut kemudian menjadi viral tatkala dibagikan ke beberapa grup Facebook yang di dalamnya mempunyai ribuan anggota. Salah satunya di grup terbuka Facebook Komunitas Orang Cirebon (KOCI). Video sendiri dimulai dari dua mobil Quick Respon Polres Cirebon Kota yang melaju dalam keadaan kencang sambil membunyikan dan menyalakan lampu rotator. Kendaraan nampak melaju kencang di Jl Cipto dan kemudian mulai pelan ketika memasuki kawasan pusat kuliner Cirebon di kawasan BAT. Tak berapa lama kemudian, melihat kedatangan polisi sejumlah remaja yang terlihat mengendarai sepeda motor berusaha kabur dan melarikan diri. Namun akhirnya ada juga yang tertangkap. Sedikitnya tiga orang kemudian menjadi bulan-bulanan oknum anggota kepolisian. Tidak hanya dipukul, ketiganya bahkan ditendang. Salah satu remaja yang ditendang bagian kepalanya terbentur pagar besi. Erangan kesakitan dan minta tolong pun seperti tidak dipedulikan. Dari 7,41 menit durasi video, sebagian besar gambar tersebut berisi kekerasan dan tidak patut untuk dilihat anak kecil. Beragam komentar dari puluhan akun Facebook yang melihat video tersebut. Ada yang pro, dan ada yang kontra. Ada yang mendukung, namun tak jarang yang kecewa dengan tindakan polisi. Seperti yang dituliskan oleh akun Bomb Squad. Dalam kolom komentar video tersebut ia menuliskan; “Polisi itu penegak hukum bukan penambah hukuman. Berkerja secara hukum, bertugas secara tegas, bukan keroyokan. Mukulin bocah kecil itu gak beda jauh preman berseragam. Masih banyak kasus tindak kekerasan oleh oknum polisi,” tulis Bomb Squad. Kapolres Cirebon Kota AKBP H Eko Sulistyo Basuki SIK SH MH melalui Kasat Reskrim AKP Dadang Sudiantoro mengatakan pihaknya meminta masyarakat untuk lebih bijaksana dalam melihat video tersebut. Menurutnya, apa yang diputar dalam video tersebut tidak utuh dan ada bagian-bagian yang sengaja dihilangkan. “Kita belum tahu maksud yang bersangkutan mengunggah video tersebut, secepatnya kita akan panggil dan periksa agar jelas duduk permasalahannya. Selain itu, tentunya hal ini akan kita jadikan bahan evaluasi dalam bekerja kedepan sehingga polri lebih baik,” ujarnya. Poligami Video kedua soal poligami. Jika sebelumnya ada video yang menentang poligami yang disebarkan oleh wanita bernama Ana Abdul Hamid asal Gorontalo, kali ini ada video dari Cirebon yang isinya setuju dengan poligami. Video ini boleh jadi sebagai video tandingan atas video milik Ana Abdul Hamid. Adalah orang Cirebon yang membuat video setuju dengan poligami. Dia adalah ibu dari dua orang anak, Siti Ulwiyah. Siti adalah satu dari sekian istri yang secara sadar dan iklhas dipoligami. Bahkan bukti keikhlasannya tersebut, ia dan suaminya membuat video yang kemudian di-upload pada 25 Oktober 2015 di media sosial Facebook. Dalam video tersebut, Siti nampak menunjukkan sejumlah tulisan yang berisi tentang apa dan kenapa seorang istri dipoligami. Postingan tersebut tentu saja dipenuhi komentar pro dan kontra. Banyak yang mencibir, bahkan ada yang menyebut hanya mencari sensasi. Namun hal tersebut dibantah oleh Aris Asidik sang suami yang juga seorang kepala bengkel ini. Aris Asidik yang dihubungi Radar, Jumat malam (30/10) mengatakan ia sebenarnya tidak punya niatan untuk memposting ataupun mencari sensasi dari kisah rumah tangganya tersebut. Malah, kata dia, ide untuk upload video tersebut muncul dari istrinya yang secara tidak sengaja melihat video dari Ana Abdul Hamid yang kecewa setelah dipoligami oleh suaminya. “Istri saya berpendapat bahwa poligami akan membuat sengsara dan merana tatkala yang melakukannya adalah oknum suami. Artinya poligami juga punya sisi baik. Tujuannya memang bukan untuk dicontoh atau dijadikan pedoman, hanya memberikan sisi pandang lain. Penafsiran silakan kembali ke masing-masing pribadi, karena saya juga bukan guru. Saya ini bisa dibilang santri gugel (google, red)yang pengetahuan agamanya belum banyak,” ujar suami dari Siti Ulwiyah dan Kiki Mulyaningsih, itu. Siti sendiri saat ini berusia 32 tahun, Kiki Mulyaningsih berusia 28 tahun. Sementara Aris 40 tahun. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: