Batal Panen karena Harga Kurang Pedas

Batal Panen karena Harga Kurang Pedas

BERBEDA dengan petani padi, para petani cabai di sejumlah Kecamatan di Indramayu bagian barat (Inbar) semakin terpuruk. Gara-garanya, sudah sebulan lebih harga cabai berbagai jenis masih ”kurang pedas” karena di pasaran stok cabai masih bahyak. Sebagian mereka lantas memilih menelantarkan tanaman cabainya ketimbang dipanen. Petani memilih menelantarkan tanamannya karena bila dipanen, mereka sudah pasti merugi. Harga jual cabai dengan biaya penanaman, perawatan dan panen tidak sebanding dengan harga pasaran saat ini. “Daripada tambah rugi, ya sudah biarkan saja (tidak dipanen),” ujar petani cabai asal Kecamatan Patrol, Edi (35), kepada Radar. Edi mengungkapkan, saat ini harga semua jenis cabai hanya berkisar Rp4-5 ribu per kilogram. Dengan harga segitu, petani tak punya uang untuk membiayai ongkos petik. \"Sejak sebulan terakhir harga semua jenis cabai anjlok. Hasil panen tidak sebanding dengan biaya produksi, jadi banyak petani yang menelantarkan tanaman, daripada tambah rugi,” ungkap dia. Sepengetahuannya, langkah serupa juga dilakukan oleh para petani cabai lainnya di wilayah Inbar. Seperti di Kecamatan Bongas, Anjatan dan Gantar yang merupakan salah satu daerah penghasil cabai terbesar di Kabupaten Indramayu. Dia memerkirakan, kondisi tersebut akan terus berlangsung hingga awal tahun mendatang. Setelah itu, harga cabai akan berangsur naik. Menghadapi kondisi tersebut, beberapa petani sudah mempersiapkan tanaman baru. \"Kami optimis setelah mengalami jatuh sampai pada level paling murah, selanjutnya harga cabai akan berangsur naik. Mungkin dua tiga bulan ke depan harganya kembali normal,” terang dia. Masih anjloknya harga cabai dibenarkan oleh para pedagang di Pasar Sayuran Induk Patrol. Harga cabai merah dan cabai hijau misalnya, normalnya Rp20 ribu/kg, sekarang cuma Rp5 ribu/kg. Demikian pula dengan ceplik yang semula Rp26 ribu/kg, kini dijual dengan harga Rp8 ribu/kg. Menurut Susanto, salah seorang pedagang, penurunan harga cabai tidak lantas berdampak pada peningkatan jumlah pembeli. Kiosnya masih tetap sepi pembeli, sehingga bapak satu orang anak ini terkadang harus menyimpan dagangan untuk dijual pada hari-hari berikutnya. Turunnya harga cabai, sambung dia, disebabkan karena pasokan cabai di pasaran melimpah seiring datangnya musim panen cabai. Berdasarkan informasi, bulan Oktober memang menjadi puncak panen para petani cabai. Tidak hanya di wilayah Inbar tapi juga di sejumlah daerah di nusantara. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: