Rossi, Mission Impossible

Rossi, Mission Impossible

VALENCIA - Saat sesi kualifikasi tak lagi berpengaruh menentukan posisi start Valentino Rossi pada balapan hari ini (8/11), strategi lain harus dipilih. Sejak sesi latihan hari pertama Jumat (6/11) the Doctor langsung fokus pada simulasi balapan. Lap-lap panjang tanpa henti dilakukan. Sejak sesi kualifikasi dipangkas menjadi hanya 15 menit, Rossi selalu mengalami kesulitan merebut posisi start di baris depan. Timnya butuh waktu ekstra untuk menemukan setingan motor yang tepat agar catatan waktu satu putarannya. Kondisi tersebut diperparah dengan akses tim-tim Open Class pada ban super lunak yang sangat cocok untuk mencari waktu lap tercepat. Di GP Valencia ini, Rossi harus pasrah start dari posisi belakang. Kualifikasi sudah tak lagi berpengaruh. Karena itu pula, dia tak harus mengkhawatirkan performanya di sesi penentuan posisi start tersebut. Fakta tersebut membuat Rossi memilih memfokuskan seluruh upayanya menemukan setingan yang pas untuk balapan. Balapan hari ini memang harus dihadapi dengan pendekatan istimewa. Rossi harus melewati 20-an rider untuk bisa menyodok ke barisan depan dan mengamankan gelar juara dunianya kesepuluh. Mission Impossible. Satu pertanda di mana Rossi hanya fokus pada balapan adalah digebernya simulasi race sejak latihan hari pertama. Selama latihan bebas pertama (FP1) Rossi tercatat mengitari sirkuit 21 kali. Percobaan pertamanya adalah 15 lap tanpa putus. Sebagai perbandingan, bintang Repsol Honda Marc Marquez hanya menjalani 13 lap di FP1. Dan 15 lap tanpa putus itu adalah percobaan terpanjang yang pernah ada dalam FP1 sepanjang sejarah MotoGP. Juga yang terpanjang kedua (21 lap) secara keseluruhan. Memang di Phillip Island Rossi mengitari trek sampai 16 kali, lalu di Motegi 19 lap. Tapi dua sirkuit tersebut jauh lebih panjang dari Ricardo Tormo yang hanya empat kilometer. Di Misano dimana panjang sirkuit hanya 4,2 kilometer Rossi juga mencatat 21 lap tapi dibagi dalam tiga kali percobaan. Rossi mengelak melakukan pendekatan berbeda menghadapi balapan GP Valencia ini. ’’Tidak, aku serius. Sama dengan balapan lainnya,’’ tukasnya dilansir situs resmi MotoGP. Rossi mengaku hanya merasa lebih rileks jika berlama-lama berkendara di atas M1-nya. Meski membantah data-data tersebut menunjukkan bahwa strategi baru sedang dicoba. Rider 36 tahun itu puas dengan hasil latihan hari pertama. Dilanjutkan dengan sesi latihan ketiga menggunakan ban bekas. Kecepatan Rossi tetap hebat. Dia menduduki posisi kedua rider tercepat di bawah rekan senegaranya Andrea Iannone (Ducati). ’’Kami mencoba sesuatu yang berbeda sore kemarin (Jumat) dan hasilnya bagus,’’ ucapnya. Saat menggunakan ban keras hasilnya lumayan. Kemudian menjajal ban lunak untuk menentukan pilihan tepat saat balapan. Pada FP2 Rossi memilih melakukan lap-lap pendek. Lebih berfokus pada pergantian setup pada M1-nya. Pada dua sesi tersebut dia mampu mencatat rerata waktu 1,32 rendah dengan mudah. Sama dengan Jorge Lorenzo (Yamaha) dan Marc Marquez (Honda) di puncak daftar rider tercepat. Dengan catatan waktu tersebut dia akan mudah lolos ke sesi kualifikasi dua (Q2). Waktu 15 menit di sesi kualifikasi bisa digunakan untuk kembali menjajal simulasi balapan. Sama seperti pendekatan yang dilakukan selama latihan bebas. Tapi Rossi lagi-lagi membantah. ’’Sulit melakukan simulasi balap di sesi kualifikasi. Karena banyak rider yang lebih pelan menunggu untuk ditarik (memecah aliran angin),’’ elaknya. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: