Partisipasi Warga Capai 80 Persen
Bupati Tinjau Situasi ke TPS, Incumbent Banyak Terjungkal KUNINGAN - Bupati Kuningan Hj Utje Ch Suganda didampingi Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Drs Deniawan MSi, dan Asisten Pemerintahan Maman Hermansyah MSi, meninjau beberapa titik pemilihan kepala desa (Pilkades), Minggu (8/11) Diantaranya Pilkades Ciporang, Desa Kramatmulya, Desa Peusing, Desa Pamulihan dan Desa Pangkalan. Antusiasme warga saat didatangi orang nomor satu di Kabupaten Kuningan tersebut cukup tinggi. Bupati Utje pun selalu menyempatkan diri menyapa dan bersalaman dengan warganya yang tengah mengantri menunggu giliran menggunakan hak pilihnya. Tidak hanya itu, warga diberi berkesempatan untuk berfoto bersama. Bupati Kuningan Hj Utje Ch Suganda mengakui bahwa pemilihan kepala desa di Kabupaten Kuningan secara umum dapat berjalan dengan lancar serta kondusif. “Alhamdulillah dari beberapa TPS yang dikunjungi secara keseluruhan berjalan dengan baik. Warga dengan tertib memberikan hak pilihnya, kemudian partisipasi masyarakat dalam memilih cukup tinggi terlihat banyaknya warga yang mendatangi TPS-TPS yang telah disediakan oleh panitia,” ungkap Utje. Dari 83 desa yang berada di 28 kecamatan pelaksana pilkades, diharapkan Utje, semua bisa berjalan sukses tanpa ekses. Sehingga jalannya pemerintahan di desa nantinya juga bisa berjalan dengan baik. “Diharapkan nanti setelah pilkades, kepala desa yang terpilih dapat segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam menjalankan roda pemerintahan di desanya masing-masing,” harap Utje. Sementara itu berdasarkan pantauan Radar, dari beberapa mantan kades yang kembali maju ternyata tidak semua berakhir bahagia. Dari data sementara yang masuk ke BPMD (Badan Pemberdayaan Masyarakat) Kabupaten Kuningan tercatat ada delapan mantan kades yang terjungkal. Desa yang mantan kadesnya terjungkal tersebut adalah empat di Kecamatan Garawangi yakni Desa Cirukem, Citiusari, Mekarmulya, Tambakbaya. Kemudian, empat sisanya adalah Padabeunghar dan Cidahu Kecamatan Pasawahan, Babakanmulya Kecamatan Cigugur dan Margabakti Kecamatan Kadugede. “Ini baru data sebagian yang masuk ke kami, lebih jelasnya besok (hari ini, red) data lengkap,” ucap Kepala BPMD Kuningan Drs Deniawan MSi melalui Kabid Pemdes H Ahmad Faruk SSos kepada Radar, Minggu malam (8/11). Faruk menyebutkan, incumbent yang maju cukup banyak yakni mencapai belasan orang. Banyak faktor yang membuat mereka kalah yakni kinerjanya yang dinilai kurang memuaskan, ataupun warga butuh suasan baru. “Dugaan saya seperti itu. Sebagai contoh Desa Padabeughar incumbent sudah menjabat dua kali dan sekarang ke tiga kali. Mungkin warga butuh suasana baru,” jelas Faruk. Sementara itu kata Faruk, tidak semua incumbent berakhir tragis sebagai bukti di Kecamatan Cilimus, Desa Kaliaren (H Didin), Cibeuren (Suherli), Linggasana (Hj Heni), dan Setianegara (Bakri) unggul. Bukan hanya di Cilimus saja, Desa Rajawetan Kecamatan Pancalang, Desa Singkup, Desa Pasawahan, Desa Tajurbuntu Kecamatan Pasawahan pun unggul. Hal yang sama juga terjadi di Desa Sukamukti Kecamatan Jalakasana, dan Gunung Sirah Kecamatan Darma yang incumbent-nya unggul. Dalam kesempatan itu, Faruk menyebutkan, dari calon kades 210 orang ada 29 calon perempuan yang maju. Ini menunjukan partisipasi kaum perempuan dalam bidang pemerintah ikut naik. “Hingga saat ini (kemarin, red) belum mengetahui berapa yang menang, tapi dari info sudah ada yang menang. Saya merasa puas dengan Pilkades serentak yang berjalan lancar. Yang lebih puas lagi adalah tingkat partisipasi pemilih mencapai 80 persen,” sebutnya. Sedangkan Desa Ancaran, Kecamatan Kuningan merupakan salah satu desa yang jumlah daftar pemilih tetap paling banyak yakni mencapai 5.720 ditambah DPT tambahan 152 orang. “Pilkades itu lebih bergengsi makanya partisipasi pemilih lebih tinggi. Saking banyaknya setiap ada pemilihan rekapitulasi suara beres jam 9 malam,” ucap Ketua Panitia Pilkades Ancaran Drs Nano R Supratman MPd kepada Radar. Yang uniknya, Sementara itu, panitia Pilkades di Desa Sindangsari, Kecamatan Sindangagung menggunakan baju adat Sunda. Bahkan, para calon yang berjumlah tiga orang tampak duduk di tempat pelaminan yang mewah. “Kami ingin melestarikan budaya Sunda agar tetap lestari. Selain itu agar tamapil beda. Mengenai calon duduk dipelaminan yang mewah karena mereka calon pemimpin jadi harus terlihat rapih dan gagah,” ucapnya. (tat/mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: