Diguyur Hujan, Jalan Baru Longsor Lagi

Diguyur Hujan, Jalan Baru Longsor Lagi

MAJALENGKA – Jalna ambles yang baru saja diperbaiki di Blok Asem I, perbatasan Desa Ujungberung dan Desa Balagedog Kecamatan Sindangwangi, Selasa sore (10/11) kembali longsor. Akibatnya, jalur yang baru bisa dilewati dua bulan ini kembali terputus dan tidak bisa dilintasi kendaraan roda empat. Amblesnya jalan yang baru diperbaiki itu terjadi setelah kawasan Sindangwangi dan sekitarnya diguyur huja deras Selasa (10/11) siang. Air hujan mengalir ke kawasan tersebut melalui parit irigasi sawah Asem yang mengalir di samping jalan, dan sekitar pukul 15.30 mulai terjadi longsor pada parit sambungan. Ketua RT setempat, Sahidi menjelaskan awalnya longsor pertama kali diketahui warga yang melintas di jalan tersebut, dimulai dari sambungan parit irigasi yang lama ke parit yang baru. Seiring dengan derasnya kiriman air hujan di parit tersebut, longsor kembali memanjang ke parit baru sepanjang belasan meter. Bukan itu saja, bagian badan jalan yang masih berbentuk urugan tanah juga ikut terseret. Bahkan pada bagian seberangnya sudah tampak retak-retak akibat ikut terseret amblesnya jalan tersebut. Pergerakan longsor terjadi secara terus menerus hingga menjelang pukul 18.00 mencapai sekitar 20 meter. “Masa bangunan baru gini baru dua kali diguyur hujan sudah ambles lagi. Padahal kita baru menikmati bisa lewat lagi di jalan ini dua bulan kebelakang. Karena tadinya jalan ini longsor, kemudian diperbaiki dengan cara diurug tapi sekarang sudah terancam tidak bisa dilewati lagi,” ujarnya. Beruntung, pada saat kejadian tidak ada warga yang melintas di sekitar parit sambungan sehingga tidak menimbulkan korban. Namun, peristiwa longsor yang terjadi secara sporadis ini menjadi tontonan warga karena bisa disaksikan langsung dari dekat dengan mata telanjang. Banyak warga yang berupaya mengabadikan rentetan longsor itu. Namun karena kondisi longsor semakin memanjang dan mengkhawatirkan, petugas Polsek setempat langsung memasang garis polisi dan melarang warga untuk mendekat ke titik longsor karena kondisinya sangat mengkhawatirkan akibat tanahnya terus bergerak setiap saat. Warga menilai jika pengerjaan konstruksi perbaikan jalan senilai Rp1,7 miliar itu tidak sesuai standar. Tadinya longsor sedalam kira-kira 8 meter hanya diurug menggunakan tanah merah tanpa terlebih dahulu dipasang paku bumi untuk mempatenkan area urugan. Sehingga tanah urugan tidak kuat menahan saat dirembesi air dari guyuran hujan. Kepala Bidang Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Majalengka, Kusman mengatakan jika rehabilitasi jalan itu memang dikerjakan oleh BPBD sebagai rekonstruksi pasca bencana karena sebelumnya di kawasan ini terjadi longsor yang memutuskan akses jalur dari Desa Ujungberung dan Desa Balagedog. Namun mengenai pekerjaannya, dia mengaku tidak tahu menahu karena dirinya baru ditempatkan di bidang kerjanya yang baru itu sejak bulan September lalu. Sehingga dirinya tidak mengetahui persoalan perencanaan dan pengerjaan. “Kalau soal teknisnya saya belum tahu, karena itu dikerjakan waktu saya belum di BPBD,” ujarnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: