Sindangagung-Lebakwangi Jalur Tengkorak
KUNINGAN - Kasus kecelakan yang menewaskan satu pengendara sepeda motor bernama Dede Sutarna Jumat pekan lalu (13/11) di Jalan Cimindi menambah daftar panjang kecelakan di jalan tersebut. Warga Blok Dukuh Gede, Desa Kertaunggaran Kecamatan Sindangagung itu, tewas diduga ketika akan menyalip bus. Kejadian di ruas jalan itu bukan yang pertama, tapi sudah puluhan kali terjadi. Untuk yang kecelakaan lalu luka-luka, sudah tidak terhitung. Sementara korban yang tewas ada pada kisaran puluhan. Dengan berbagai kasus kecelakaan yang terjadi, membuat ruas Jalan Cimindi kerap disebut jalur maut atau jalur tengkorak oleh warga. Sebenarnya, jalur tengkorak ini dimulai dari Sindangagung hingga Kecamatan Lebakwangi, atau Desa Sindangagung-Pagundan-Pasayangan-Sindang hingga Bunderan Apun, depan Koramil Lebakwangi. Faktor yang membuat jalur ini rawan kecelakaan adalah jalannya yang lurus. Sehingga pengguna kerap memacu kendaraannya dengan cepat. Selain itu juga, jalannya gelap gulita. “Kalau malam hari lewat jalur tersebut, kalau tidak hati-hati bisa fatal. Bukan hanya tabrakan, tapi juga sering terjadi kecelakaan tunggal, seperti menabrak hewan yang melintas. Terkadang, kita mau menghindar, tapi justru kita yang celaka,” kata Nur Syamsu, warga Pasayangan, kemarin (16/11). Mahasiswa yang kuliah di Cirebon ini merasa takut melihat banyaknya kecelakaan di jalur Cimindi. Apalagi, kecelakaan sering terjadi pada siang hari. Untungnya, kata dia, pada malam hari jumlah kendaraan tidak sebanyak siang hari. “Kalau pulang malam hari, lebih baik pelan-pelan saja, yang penting selamat. Dari Cimindi ke Lebakwangi kan gelap?” ucap dia. Menurutnya, banyaknya kecelakaan bukan karena factor mistis, tapi karena memang pengendara kurang hati-hati. Sementara itu, Wawan Kurniawan, warga Luragung menambahkan, kecelakaan motor sering terjadi namun tidak sampai menimbulkan kematian. “Dari mulai Oleced hingga depan Kantor Koramil juga rawan,” ujarnya. “Pokoknya, kalau tidak hati-hati di jalur ini, nyawa taruhannya. Jalan gelap lurus dan juga faktor lainnya sangat memengaruhi. Kalau tidak darurat sih, saya ogah pergi ke Kuningan pada malam hari,” ucap pegawai swasta yang tiap hari bolak-balik Kuningan-Luragung. Dari kabar yang Radar peroleh, pihak Desa Sindang beberapa tahun lalu melakukan ritual tolak bala dengan cara menyembelih dua kambing. Hal ini agar tidak ada lagi yang menjadi korban kecelakan di jalan tersebut. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: