Pelecehan Kepada Wartawan Jangan Terulang

Pelecehan Kepada Wartawan Jangan Terulang

Sejumlah Awak Media Datangi Kantor Sekda Kuningan KUNINGAN – Insiden penjambakkan salah satu wartawan Radar Kuningan oleh oknum kepala dinas di halaman Hotel Grage Sangkan beberapa waktu lalu, mendapat reaksi dari sejumlah awak media yang bertugas di Kuningan. Mereka mendatangi Sekda Kuningan, Drs H Yosep Setiawan MSi, Selasa (17/11). Para wartawan tersebut mendesak agar insiden serupa tidak terulang lagi. Kedatangan mereka sekitar pukul 13.00. Sebelum memasuki ruangan untuk beraudiensi, para insan pers tersebut berkumpul lebih dulu di ruang kerja Bagian Humas Setda. Sejumlah wartawan tersebut adalah Abdul Jalil Hermawan dari Metro TV, Mumuh Muhyidin dan Alehandro Malik dari Rakyat Cirebon, Nana Juhana dari Citizent Jurnalist NET TV, serta Diding Suryadi dari RCTV. Selain itu, terlihat pula Ahmad Rifai dari koran online Cirebontrust, Lukman Hakim dan Andri Yanto dari koran online Kuningan Terkini, serta Sopandi dari Fajar Cirebon. Bahkan menyusul seorang wartawan senior, Soejarwo. Tidak lama kemudian, para awak media tersebut memasuki ruang kerja Sekda Yosep. “Kita di sini atas nama profesi, terlepas dari individu wartawan atau lembaga yang jadi korban karena mereka sudah punya langkah sendiri. Ini merupakan inisiatif kita sendiri sebagai bentuk keprihatinan atas profesi yang kita geluti. Kita tidak mau insiden serupa terulang. Apalagi menimpa para wartawan lain,” ucap Abdul Jalil di hadapan Yosep. Dia melanjutkan, jika insiden serupa terjadi, maka bisa mencederai pilar keempat demokrasi. Hal itu pun, sambungnya, dapat mengganggu kondusivitas daerah yang selama ini dijunjung tinggi. Untuk itu, Jalil bersama rekan-rekan wartawan lain meminta jaminan agar tidak terjadi lagi. Satu persatu, para wartawan mengemukakan pendapatnya. Salah satunya Mumuh Muhyidin merasa sangat prihatin. Bagi dia, secara tidak langsung insiden tersebut mencederai tugas kontrol sosialnya yang berprofesi sebagai pencari berita di lapangan. “Kami merasa miris lah dan berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi,” ujarnya diamini Ipay, Andri, Aleh, dan wartawan lainnya. Diding pun ikut bersuara sebagai bentuk solidaritas atas profesi. Dalam menanggapi harapan para pewarta, Sekda Yosep sepakat agar kejadian serupa tidak terulang. Namun sejauh ini, pihaknya mengaku belum mendapat laporan resmi dari pihak terkait. Langkah penyelesaian menuju islah, sambungnya, sedang dalam proses. “Tentunya ini menjadi bahan kami, khususnya untuk seluruh pimpinan SKPD di Kuningan. Saya akan imbau agar hal ini tidak boleh terjadi lagi,” tandasnya kepada para awak media. Seperti diketahui, salah satu wartawan Radar Kuningan, Deden Rijalul Umam mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kuningan, Jaka Chaerul. Birokrat tersebut mengeluarkan kata-kata kasar kepada Deden. Bukan cuma mengasari, Jaka juga menjambak rambut wartawan tersebut. Insiden yang dianggap mencederai pers sebagai pilar keempat demokrasi itu terjadi di halaman Grage Sangkan Hotel SPA, Kamis (12/11) sekitar pukul 09.00. Saat itu, Jaka hendak mengikuti acara sosialisasi kepegawaian yang diselenggarakan BKD (Badan Kepegawaian Daerah). Sedangkan Deden hendak meliput acara tersebut. Dari keterangan yang diperoleh, Deden yang baru tiba di lokasi acara langsung dipanggil oleh Jaka dari kejauhan. Deden pun menghampirinya. Seketika itu Jaka mengulas kembali berita soal PJU (penerangan jalan umum) yang dimuat beberapa bulan lalu. Dirinya merasa tersinggung atas isi pemberitaan yang dianggap menyudutkannya itu. Kendati sudah dijelaskan bahwa berita tersebut sudah diklarifikasi lewat hak jawab kabid yang menangani, Jaka merasa masih kesal. Dia pun mengeluarkan kata-kata kasar kepada Deden. Salah satu kata yang dia sebut adalah sia (dalam Bahasa Sunda), yang artinya kamu. Deden kemudian meminta Jaka agar tidak mengeluarkan kata sia karena menurut orang Sunda, kata tersebut adalah kata yang tidak sopan. Namun reaksi Jaka berbeda. Permintaan Deden justru direspons dengan kata-kata lebih keras. Cekcok mulut pun terjadi. Deden ikut berkata kasar. Keduanya saling berargumen dalam mengulas kembali pemberitaan beberapa bulan lalu. Diduga kesal karena Deden terus menjawab, Jaka kemudian menjambak rambut Deden di muka umum. “Pas rambut saya dijambak, saya ingatkan Pak Jaka bahwa dia itu pejabat,” tutur Deden. Deden melanjutkan, saat itu Jaka tampak emosi. Bahkan sampai mengeluarkan kalimat: tidak takut dicopot dari jabatannya. Dia juga tidak takut terkena pasal penganiayaan. Jangankan orang selevel wartawan, kepada bupati pun dirinya tidak takut. Dalam waktu itu juga, Jaka menelepon banyak orang untuk datang ke Grage. Singkat cerita, adu argumentasi kembali terjadi di seberang jalan Hotel Grage antara Jaka dan Deden. Obrolan antara Jaka dan Deden dimediasi Agus Bagja, anak buah Jaka dan juga Kabiro Radar Kuningan, Agus Panther Sugiarto. Karena Jaka harus mengikuti acara, dia kemudian memasuki aula Grage. Sedangkan Agus dan Deden terlibat obrolan serius dengan Agus Bagja. Selang beberapa puluh menit kemudian, Jaka menghampiri Deden yang didampingi Agus Panther, wartawan Metro TV Abdul Jalil Hermawan dan beberapa awak media lainnya di seberang hotel. Jaka meminta maaf kepada Deden atas perlakuannya, disaksikan para awak media dan juga para pegawai Dishub. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: