Happy Ending Nole

Happy Ending Nole

Raih Gelar ATP Finals 2015 setelah Tumbangkan Federer LONDON - Luar biasa. Cetar membahana, Badai. Kalimat itu mungkin masih kurang menggambarkan kesuksesan Novak Djokovic di 2015. Kemarin dini hari ranking 1 dunia tersebut menyempurnakan torehannya musim ini dengan menggapai gelar ATP Finals 2015. Di partai puncak dia menumbangkan Roger Federer straight set 6-3, 6-4. Gelar tersebut membuat Djokovic menggapai gelar ATP Finals kelimanya sepanjang karier. Trofi yang dia raih kemarin membuat petenis Serbia itu menguasai gelar tersebut empat tahun terakhir. Dia jadi petenis pertama sepanjang 45 tahun sejarah ATP Finals yang mampu menjadi juara empat tahun berturut-turut. “Terkadang saya harus mencubit diri sendiri untuk menyadarkan ini semua nyata. Saya selalu menikmati setiap momen di atas lapangan. Ini semua mimpi saya saat masih anak-anak,” ucap Djokovic dikutip Associated Press. “Saya tidak membayangkan meraih finish yang lebih baik. Ini musim yang sangat panjang. Namun menjadi momen paling indah dalam hidup,” tambah pengumpul 10 gelar grand slam tersebut. Trofi ATP Finals kemarin menjadi gelar ke-11 Djokovic di 2015. Rekor pertandingannya di 2015 dia tutup dengan 82-6. Ini kali keempat dia menutup musim sebagai ranking 1 dunia dalam lima tahun terakhir. Tiga trofi grand slam dia bawa pulang musim ini. Satu-satunya ajang mayor yang lepas dari genggamannya adalah Prancis Terbuka. Di ajang tersebut dia dikalahkan Stanislas Wawrinka pada final. Kemenangan kemarin membuat head to head Djokovic-Federer kini menjadi sama kuat 22-22. Sehari sebelumnya di semifinal, dia juga menyamakan head to head dengan Rafael Nadal menjadi 23-23. Kemenangan kemarin juga menjadi balas dendam manis Nole-sapaan akrab Djokovic atas Federer. Di babak grup Stan Smith, Nole ditumbangkan Federer 7-5, 6-2 (17/11). Kekalahan yang memutus rekor 23 pertandingan tak terkalahkan yang dia punya. “Saya mencoba merubah beberapa strategi. Saya melakukan pengembalian lebih banyak kali ini. Dia tampil begitu agresif, secara keseluruhan kami tampil solid,” ucap Djokovic. Federer sendiri terlalu banyak membuat kesalahan. Total dia membuat 31 kali unforced error.  15 di antaranya malah datang dari pukulan forehand yang biasa menjadi andalannya. Kekalahan kemarin membuat petenis 34 tahun tersebut gagal menambah enam koleksi gelarnya di ATP Finals. “Tidak pernah lucu saat berada di posisi pemain yang kalah. Tapi ini lebih baik dari pada gagal bertanding seperti musim lalu,” ucap pemilik 17 gelar grand slam tersebut. Partai puncak ATP Finals musim ini memang ulangan final tahun lalu. Saat itu, Federer gagal menjalani laga puncak akibat cedera punggungnya kambuh. Djokovic pun mendapatkan gelar tanpa berkeringat. Itu adalah kemenangan WO pertama dalam sejarah partai puncak ATP Finals sejak kali pertama digelar pada 1970. (irr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: