Semua di Pundak Murray

Semua di Pundak Murray

Final Piala Davis Britania Raya versus Belgia Dimulai GHENT - Tidak dipungkiri, di final Piala Davis yang mulai malam nanti (27-29/11), Britania Raya bertumpu sepenuhnya kepada Andy Murray. Negeri ratu Elizabeth itu bakal dijamu negara tetangganya sendiri, Belgia. Partai puncak mengambil venue di lapangan tanah liat Flanders Expo, Ghent, Belgia. Pada pundak ranking 2 dunia itu keinginan Britania Raya menghapus dahaga gelar selama 79 tahun disematkan. Britania Raya kali terakhir merengkuh Piala Davis pada 1936. Sejak tampil di babak pertama hingga semifinal, Murray menyapu bersih kemenangan di enam partai tunggal (6-0). Jika digabung dengan partai ganda, yang mana dia berpasangan dengan sang kakak, Jamie Murray, Murray tak terkalahkan di delapan laga (8-0). Britania Raya melaju ke final setelah menundukkan Australia di semifinal. Sementara di perempat final dan babak pertama mereka mengirim pulang Prancis dan Amerika Serikat. “Kenyataannya adalah, jika Andy tiba-tiba cedera atau sakit, akan menjadi sangat sulit untuk menang (bagi Britania Raya),” ucap Mark Cox kepada Reuters. Cox merupakan mantan punggawa Britania Raya saat menembus final Piala Davis 1978. “Jelas cerita utama final ini adalah penampilan Andy,” tambah Cox. “Jika Jamie (Murray) bisa menjadi rekan yang mengesankan (di double), semua akan sempurna,” tambahnya lagi. Hal senada diungkapkan Roger Federer. Petenis ranking 3 dunia itu buka-bukaan negara yang menjadi jagoannya di Piala Davis 2015. Tahun lalu, Federer menjadi tumpuan Swiss merengkuh gelar. Itu menjadi gelar pertama Swiss sepanjang sejarah. “Britania tentu lebih favorit,” ungkapnya. “Jelas, karena mereka punya Andy,” tambah Federer. Sebagai host, Belgia tentu enggan diremehkan. Di per­ja­­lanan mencapai partai pun­cak, mereka berturut-turut meng­hempaskan juara bertahan Swiss, Kanada, lantas Argentina. Ini akan menjadi final pertama Belgia sejak 111 tahun lalu. Kali terakhir Belgia tampil di fi­nal adalah pada 1904. Mena­rik­nya, di final lebih seabad lalu itu, Belgia ditumbangkan Britania Raya 0-5. Laga berlangsung di Wim­bledon. Mampukah Belgia mem­balas? Atau kembali tumbang? “Bagi kami, ini adalah acara yang sangat-sangat besar,” ucap Johan van Herck, kapten Belgia. “Bagi Belgia ini bukan hanya tenis. Ini tentang segalanya,” tambahnya. Dengan dukungan 13.000 penonton yang akan memadati Flanders Expo, van Herck yakin Davis Goffin dkk mampu membalikkan prediksi yang lebih mengunggulkan lawan. “Seluruh negeri berada di belakang kami. Kami akan mencoba menahan trofi tetap di sini sampai acara berakhir,” ucapnya. (irr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: