Dari Gejala Mulut Berjamur hingga Dikira Orang Gila
Wijianto, Orang dengan HIV/AIDS yang Berjalan Kaki Keliling Indonesia Tak ada wajah sedih, takut, atau depresi layaknya orang sakit. Senyum dan tawa Wijianto adalah bukti semangatnya menjalani kehidupan. Mike Dwi Setiawati, Cirebon SEMUA perlengkapan mulai dari peta, baju, obat-obatan, hingga buku catatan ia simpan dalam tas ransel merah itu. Dan satu lagi yang tak boleh tertinggal, Antiretroviral (ARV). ARV, adalah obat yang bekerja dengan cara menghambat virus HIV dalam merusak sistem kekebalan tubuh. Tak ada menyangka bukan? Ya, Wijianto adalah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA). Meski tubuhnya tak sebugar Ade Rai, ia punya semangat yang besar. Langkah kakinya terus berjalan menyusuri kota-kota di Indonesia. Ia berjalan kaki sambil membawa tas ransel, bendera, serta spanduk kecil bertuliskan \"Langkah Kaki Jelajah Negeri\". Bukan tanpa tujuan, pria yang akrab disapa Gareng itu rupanya tengah menjalankan misi kampanye bahaya HIV/AIDS. Pria asal Nganjuk, Jawa Timur itu berangkat dari Jakarta berjalan kaki dan singgah dari kota ke kota yang ada di Pulau Jawa sambil berbagi pengalaman dan memberi pemahaman tentang HIV/AIDS kepada masyarakat sekitar. Dalam perjalanannya, tak sedikit Gareng menemukan banyak hambatan. Ia juga melalui beragam kejadian dan pengalaman yang tak terlupakan. Gareng bercerita, ia harus siap dengan segala cuaca yang terjadi. Kadang kehujanan di jalan, kadang kepanasan. Ia juga sempat dikira orang gila selama berjalan kaki. Namun, hampir semua orang yang ia temui tak menyangka kalau dirinya adalah ODHA. Tak hanya dikira orang gila, Gareng mengaku bingung saat ia dihadapi dengan situasi yang membingungkan. Apa ya? \"Jadi ceritanya waktu di Cadas Pangeran, saya kebelet pengen buang air besar. Kan bingung gak ada warung, gak ada rumah, saya bingung air minum yang saya punya tinggal sedikit. Kalau buat membasuh, nanti minum saya abis. Akhirnya karena kebelet, saya pake buat membasuh deh itu air,\" ungkap Gareng saat ditemui Radar di sekretariat KPA Kota Cirebon, kemarin. Pengalaman lainnya yang tak terlupakan adalah saat Gareng menyusuri jalan di Bogor. Ia bertemu dengan seorang laki-laki paruh baya yang mengaku kehabisan ongkos. Karena merasa iba, Gareng memberikan uang yang ada di kantongnya Rp40 ribu kepada laki-laki tersebut. Namun, ia heran saat bertemu laki-laki paruh baya lain tapi cerita laki-laki itu ceritanya sama yakni kehabisan ongkos. \"Pas saya tanya ke teman yang ada di Bogor, katanya saya ketipu, itu modus aja. Ya sudah deh gak apa-apa karena saya gak tau dan hanya ingin membantu,\" ungkapnya. Gareng menjalankan misi kampanye bahaya HIV/AIDS bekerjasama dengan Yayasan Pelita Ilmu. Pria kelahiran 7 November 1982 itu semangat menjalankan misi karena latarbelakang kehidupannya sebagai ODHA. Gareng tak ingin orang lain mengalami seperti dirinya. Gareng menceritakan saat ia pertama kali divonis HIV (+). Di tahun 2011, kondisi tubuhnya melemah dengan gejala mulut berjamur. Saat diperiksa ke rumah sakit, ternyata jumlah sel CD4 Gareng hanya 24. Normalnya adalah 1.500 sel CD4 pada orang yang sehat. Rasa takut, cemas, depresi pun sempat dirasakan Gareng. Karena saat itu ia sudah memiliki istri dan seorang anak. Ia khawatir anaknya tertular. Orang sakit pasti ada sebabnya. Ya, Gareng mengidap HIV karena saat itu ia adalah pecandu narkoba yang sering memakai jarum suntik. \"Awal ceritanya saya punya pacar orang Surabaya, dia \'pemakai\'. Ya namanya cinta, apapun dilakukan. Akhrinya ikut-ikutan make, dari tahun 2002 sampe 2005 berhenti. Baru ketahuan sakit 2011, sejak sakit istri mulai menghindar sampe sekarang,\" beber pria yang sehari-hari menjual bakso di Jakarta itu. Meski memiliki kehidupan yang pahit, Gareng tak patah semangat. Ia tak ingin orang lain seperti dirinya. Oleh karena itu, Gareng mengajak ODHA yang lain serta masyarakat untuk mulai hidup sehat. Ia juga berharap masyarakat tidak melakukan diskriminasi kepada ODHA. \"HIV/AIDS bukan akhir dari segalanya. ODHA sama dengan manusia yang lain, butuh dukungan dan semangat. Mari untuk para ODHA, mulai hari ini hidup sehat, berbuat baik minimal untuk diri sendiri,\" pesannya. Setelah singgah di Cirebon, rencananya Gareng akan berjalan kaki daerah-daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi, Papua, Kalimantan, dan Sumatera. Misi ini ditargetkan akan selesai pada 2017. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: