14 Kecamatan Tanam Padi Serentak

14 Kecamatan Tanam Padi Serentak

  KUNINGAN - Dimotori Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan (Distanakan) Kuningan, petani di 14 kecamatan menanam padi serentak, Selasa (8/12). Penanaman serentak dengan motivasi penuh Kadistanakan Ir Hj Triastami dan Kodim 0615 tersebut dilakukan untuk memanfaatkan bergulirnya musim hujan. Selain kadistanakan, jajaran kodim, koramil, juga ikut terjun menanam serentak didampingi para camat dan kepala desa setempat. Ke-14 kecamatan itu adalah Kecamatan Ciniru, Kadugede, Luragung, Subang, Cilebak, Darma, Sindang Agung, Pasawahan, Cilimus, Jalaksana, Kuningan, Cidahu, Cipicung, Ciawigebang dan Nusaherang. Dari 14 kecamatan tersebut, total lahan ditanam padi mencapai 137,31 hektare. Selain 14 kecamatan, penanaman serentak juga dilakukan di tingkat kabupaten yang dipusatkan di sawah Kelompok Tani Pandita Makmur Desa Benda Kecamatan Luragung seluas 1 hektare. Kadistanakan Kuningan, Ir Hj Triastami mengatakan, giat menanam padi serentak merupakan implementasi dari pengarahan Menteri Pertanian RI. Di mana, seluruh kabupaten/kota dan provinsi wajib melaksanakan program menanam serentak pada 8 Desember 2015. “Semua pihak terkait, mulai provinsi, kabupaten/kota harus melaksanakan tanam padi serentak. Distanakan sebagai leading sector, dibantu oleh Kodim 0615,” ujarnya didampingi Kabid Pangan Rosyid Anwari SP. Menanam padi serentak digulirkan untuk memberikan motivasi dan mempercepat gerakan petani dalam melakukan percepatan  penanaman di awal musim hujan ini. Sebab, berdasarkan realita, hujan sudah sudah turun. Sehingga jika airnya dimanfaatkan, akan sangat membantu petani dalam pengairan dan indeks pertanaman meningkat. Triastami menegaskan agar swasembada beras mampu diwujudkan. “Perwujudan hal tersebut tentu tidak akan terlepas dari kontribusi petani Desa Benda yang memiliki luas areal 100 hektare dengan kondisi lahan cukup baik,” katanya. Dalam percepatan tanam, bantuan pemerintah berupa alat mesin pertanian harus dapat dioptimalkan. Seperti traktor, hand tractor, dan alat tanam translater. Semua fasilitas bantuan pemerintah tersebut akan mengurangi biaya produksi petani dalam mengolah pertaniannya. Terkait Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), kelomok tani penerima bantuan rehabilitasi irigasi dan oplah diharapkan Triastami masuk menjadi peserta asuransi tersebut. “Persyaratannya mudah. Hanya membayar premi Rp36 ribu per hektare per musim. Sisanya disubsidi pemerintah Rp144 ribu,” sebutnya. Apabila terjadi kegagalan panen akibat serangan hama pengganggu tanaman dengan kondisi tanaman rusak lebih dari 75%, petani akan mendapatkan polis asuransi Rp6 juta per hektare. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: