Perfecto

Perfecto

JOHANNESBURG– Spanyol menorehkan catatan manis di lembar sejarah sepak bola negeri itu. Sudah berkompetisi di Piala Dunia sejak edisi kedua tahun 1934, baru kali ini mereka merasakan nikmatnya mahkota juara. Gelar campeone del mundo -juara dunia- direbut setelah menyingkirkan Belanda 1-0 dalam laga ketat di Stadion Soccer City, Johannesburg, dini hari kemarin WIB. Kemenangan kemarin terasa sangat sempurna buat Spanyol. Sebab, dua tahun sebelumnya, mereka juga meraih mahkota Euro. Sebelumnya, hanya Jerman dan Prancis yang mampu menyandingkan dua trofi tersebut dalam kurun waktu berdekatan. Itu menjadikan mereka poros baru kekuatan sepak bola dunia. “Bisa memenangi juara dunia sangat menyenangkan, terutama setelah sekian lama kami puasa trofi. Saya pikir Spanyol berhak mendapatkan ini,” ungkap Vicente del Bosque, pelatih Spanyol, sebagaimana dilansir AFP. “Sukses kami sudah dibangun sejak dua tahun lalu, tepatnya setelah menjuarai Euro. So, ini adalah hasil dari proses yang sangat panjang,” lanjut dia. Perjalanan La Furia Roja -sebutan Spanyol- mendaki tangga juara memang tidak ringan. Turun sebagai unggulan, mereka membuat seluruh dunia terpana dengan kekalahan dari Swiss di laga perdana. Sukses mereka memuncaki klasemen Grup H pun tidak terlampau meyakinkan. Spanyol sulit mengonversi banyaknya peluang menjadi gol sehingga hanya bisa menang tipis atas lawan-lawan selanjutnya. Penyakit itu masih terbawa saat menghadapi Belanda di partai puncak. Memang, Belanda sempat menggagalkan Spanyol memainkan umpan-umpan pendek yang jadi andalan dengan marking ketat. Namun, mereka tetap mendominasi permainan. Sepanjang laga, Xavi Hernandez dkk mengumpulkan 19 tendangan, yang enam di antaranya mengarah ke gawang. Namun, hingga 90 menit waktu normal habis, tak satu pun gol tercipta. Baru empat menit menjelang babak tambahan waktu berakhir, Andres Iniesta memecahkan kebuntuan tersebut lewat sontekan dari jarak dekat yang mengecoh barisan defender Belanda. “Pertandingan sangat intens dan berimbang. Belanda juga bermain keras, tapi itu bagian dari sepak bola. Mereka membuat kami gagal mengembangkan permainan,” papar Del Bosque. Diakui Del Bosque, para pemainnya sudah sangat lelah ketika pertandingan harus dilanjutkan lewat perpanjangan waktu. Saking lelahnya, mereka sangat menghindari adu penalti. Tapi ternyata kondisi mereka masih lebih fit daripada Belanda yang lebih banyak berlari sepanjang babak kedua. Belum lagi, mereka masih punya Cesc Fabregas, Fernando Torres, dan Jesus Navas yang masih fresh. “Kedua tim saling menekan, tapi sepak bola selalu melangkah maju. Di era sepak bola modern ini, siapa yang dominan dan lebih intensif melakukan serangan bakal menang. Karena itu, menurut saya ini adalah kemenangan sepak bola indah,” imbuhnya. Dengan pemikiran seperti itu, Del Bosque memprediksi bahwa gaya sepak bola yang diusung Spanyol di Piala Dunia kali ini akan kembali berjaya di Euro 2012 mendatang. Nah, Spanyol, sebagai pemrakarsa sudah tentu tidak akan melepaskan kesempatan menjadi juara untuk kali kedua beruntun. “Evolusi Spanyol belum selesai. Perjuangan kami juga tidak akan berhenti di sini. Ada proses yang berjalan secara kontinyu. Dari Euro 2008, ke Piala Dunia 2010. Selama proses itu berjalan, kami bakal meraih sukses berikutnya,” papar eks pelatih Real Madrid tersebut. Sayang, kemenangan Spanyol ternoda oleh fakta kecil yang mengganggu. Mereka mencatat rekor sebagai juara dengan jumlah gol paling sedikit. Total, David Villa dkk memang hanya menyarangkan tujuh gol, dan kemasukan dua gol. Padahal, mereka memainkan tujuh laga. Catatan itu bahkan lebih sedikit daripada juara dengan rekor gol terendah sebelumnya, yakni Italia yang mencetak 11 gol dalam empat pertandingan. Namun, Del Bosque tidak menganggap penting fakta tersebut. Menurutnya, justru itulah bukti kejayaan sepak bola indah versi dia. Spanyol berhasil mematahkan anggapan bahwa sepak bola taktis dan cantik yang mereka peragakan tidak akan bisa menghadapi strategi negatif dan pragmatis yang diusung mayoritas tim di PD kali ini. (na)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: