MUI Selidiki Aliran Baru, Ada yang Mengaku Nabi?
TAMPAKNYA Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cirebon mempunyai target yang lebih besar selain menyikapi persoalan majelis taklim Renel Mareta. Berdasarkan keterangan Ketua MUI Kabupaten Cirebon, KH Bahrudin Yusuf, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan sejumlah informasi dan bukti-bukti mengenai seseorang yang mengaku sebagai nabi. “Kita belum bisa sebutkan secara detail, karena masih tahap penyelidikan,” katanya. Dia hanya menyebutkan lokasi orang yang mengaku sebagai nabi itu terletak di wilayah perbatasan Kota/Kabupaten Cirebon. “Ya ada di wilayah perbatasan,” ucapnya. Guna menggali informasi dan bukti-bukti, saat ini MUI sudah membentuk tim investigasi. Setelah informasi itu lengkap dan sudah memenuhi persyaratan, barulah mengeluarkan keputusan. “Kita tidak mau gegabah, karena ini menyangkut keyakinan,” tandasnya. Sementara Wakil Ketua MUI Kota Cirebon, Dr KH Syamsudin MAg mengaku baru mendengar adanya isu Majelis Renel Mareta yang dianggap janggal dan menyimpang. Menurutnya, dalam menentukan sebuah fatwa, MUI memiliki prosedur yang harus ditempuh. Salah satunya diteliti terlebih dahulu, sehingga tidak gegabah dalam memberikan fatwa. “Tentu MUI tidak boleh terburu-buru, harus diteliti dulu. Tidak begitu saja menghukum sesat,\" jelasnya. Meski demikian, adanya keresahan orang tua sudah menjadi indikasi yang harus ditanggapi secara serius. Hal ini agar tidak berdampak lebih luas. Terlebih, ada bukti pesan singkat yang bernada cabul kepada jamaah perempuan yang berusia sekolah. \"Harus diperiksa juga secara kejiwaan apakah ada kelainan,\" ucapnya. Meski begitu, dia belum bisa memberikan kesimpulan terkait majelis Renel Mareta. Syamsudin mengimbau para orang tua berhati-hati dan memperhatikan anak-anaknya, terutama dengan siapa bergaul. \"Sebab ada juga kasus, majelis yang mengkoordinir banyak anak di bawah umur yang bertujuan ke arah seksual, ini salah,\" ujarnya. (jun/jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: