Wandi Tewas Terlindas, Sobirin Tewas Sakit Jantung

Wandi Tewas Terlindas, Sobirin Tewas Sakit Jantung

KUNINGAN - Kecelakaan lalulintas memakan korban jiwa di Desa Bayuning Kecamatan Kadugede, Rabu pagi (30/12). Kecelakaan tunggal ini terjadi setelah truk pengangkut asbes terguling diduga karena rem mobil blong. Sang sopir yang bernama Ridwan berusaha mengendalikan laju truk agar tidak menabrak pengendara motor di depan. Entah karena panik atau ingin menyelamatkan diri, sang kernet bernama Wandi loncat dari mobil. Namun nahas, warga Pilangsari Cirebon itu malah terlindas ban belakang truk hingga tewas. Sedangkan Ridwan hanya mengalami luka ringan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, kecelakaan sekitar pukul 10.00 tersebut terjadi di ruas jalan baru yang menurun dan menuking. Kendaraan truk bernopol E 8164 AU yang dikendarai warga Setu Kulon Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon tiba-tiba melaju tak terkendali. Ridwan terpaksa  banting stir ke kiri dan menabarak pagar rumah milik Nina. Laju mobil tidak berhenti di situ. Truk yang dikemudikan Ridwan kembali menabrak sebuah warung mi ayam milik Uri yang sedang tutup. Menurut saksi mata, Nina, pada saat kejadian dia sedang di dalam rumah bersama anak-anaknya. Tiba-tiba terdengar suara berbunyi “bum” lalu kaca kamar pecah seperti dilempar batu. “Saya kaget dan langsung keluar rumah. Tiba-tiba saya melihat mobil besar menabrak warung dengan kondisi yang sudah terbalik. Sementara pagar rumah saya hancur. Di teras rumah berserakan asbes dan kardus berisi bahan bangunan. Kejadian ini seperti mimpi buat saya,” ujar Nina. Dia mengatakan, tak jauh dari mobil truk yang terguling, terlihat kernet truk tergeletak dengan luka parah pada bagian kepala. Untuk beberapa saat, korban masih bernapas. Namun tak lama kemudian akhirnya meninggal dunia di tempat kejadian. Ridwan terlihat masih shock mengaku, kecelakaan tersebut disebabkan karena rem truk yang dikendarainya tiba-tiba tak berfungsi. Akibatnya, saat melintas di jalan yang menurun membuat laju kendaraan tak bisa dikendalikan hingga akhirnya kecelakaan pun tak bisa dihindari. \"Saat melaju di turunan, tiba-tiba rem yang saya injak blong dan menyebabkan kendaraan melaju dengan cepat. Saat sedang panik tersebut, tiba-tiba di depan ada motor sehingga  saya langsung banting stir ke kiri untuk menghindar hingga truk melaju miring. Saat itulah mungkin Wandi terpental keluar atau sengaja loncat dan akhirnya truk menabrak warung,\" ungkap Ridwan saat ditemui di ruang IGD RSUD ‘45 Kuningan. Akibat kecelakaan tersebut, truk bermuatan asbes kiriman dari salah satu perusahaan distributor bahan bangunan di Jalan Tuparev, Cirebon, tersebut melintang hingga menutup sebagian jalan penghubung Cigugur-Kadugede. Selain itu, seluruh muatan truk yang terdiri dari asbes dan bahan bangunan pun berhamburan. Bahkan sebagian ada yang masuk ke pekarangan rumah Nina. Kecelakaan tunggal tersebut langsung ditangani Unit Laka Polres Kuningan yang segera melakukan olah TKP. Termasuk memintai keterangan dari sopir yang kini tengah menjalani perawatan di IGD RSUD \'45. Sementara korban tewas kini berada di kamar jenazah RSUD \'45 menunggu dijemput oleh pihak keluarga. “Jalur Bayuning memang kerap terjadi kecelakaan. Meski tidak selamamnya memakan korban,” kata salah satu warga. Di tempat lain, perjalanan hidup Sobirin ternyata tragis. Pria asal Desa Kapandayan Kecamatan Ciawigebang itu harus berakhir hidupnya di dalam bus yang ditumpanginya. Pria 51 tahun itu menghembuskan napas terakhir diduga terkena serangan jantung. Dugaan ini diperkuat dengan adanya bukti kartu berobat ke dokter spesialis jantung dan pembulu darah. Dari informasi yang Radar himpun, pria yang sehari-harinya  menjadi loper koran dan penjual VCD ini naik bus Putra Luragung nopol E 7707 Y dari Ciperna sekitar pukul 13.30. Dia duduk di tengah bus. Tanpa banyak basa-basi dia duduk dan sempat berbincang dengan penumpang di sebelahnya, Rohmat. Kepada Rohmat, Sobirin berkata akan turun di Ciwiagebang. Setelah itu dia tidur tapi sempat batuk-batuk. Namun, penumpang yang lain tidak curiga korban bakal tewas. Memasuki belokan Kasturi, tepatnya di depan eks gedung baru pengujian kendaraan bermotor (KIR), korban tiba-tiba terbanting dan langsung jatuh. Wasma yang duduk berada di samping korban langsung membantu. Namun ternyata, napas korban sudah tidak  terasa. Begitu juga denyut nadi. Kontan saja Wasma kaget dan memberitahu semua penumpang dan sopir. Pada saat itu disepakati akan turun di depan terminal Tipe A Kertawangunan untuk melaporkan korban ke pihak berwajib. Kejadiani ini langsung geger karena kejadiannya lebih dari satu kali. \"Saya sempat bertegur sapa dengan korban menanyakan turun di mana. Tak lama kemudian korban tertidur bahkan sempat beberapa kali batuk dan mengorok,” tutur Rohmat. Sementara itu, sopir bus tidak melihat tanda-tanda yang mencurigan. Bahkan, almarhum sempat membawa kerupuk untuk oleh-oleh. Sementara itu, Tasim Pitok, salah seorang pengurus bus memgaku akan memberikan santunan kepada keluarga korban. Mengenai besaranya tergantung kemampuan. “Kami ikut prihatian dengan kejadian ini,” ucapnya. Usai diangkut dari dalam bus, almarhum langsung dipindahkan ke mobil milik Polsek Garawangi untuk otopsi. Dugaan sementara korban terkena serangan jantung. (mus)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: