Pengusaha Keberatan, Perlu Rembug Bareng

Pengusaha Keberatan, Perlu Rembug Bareng

PERKEMBANGAN Kota Cirebon dalam hal ekonomi memang mulai terlihat. Terbukti dengan banyaknya pusat perbelanjaan dan hotel yang dibangun di tengah kota. Kondisi ini yang membuat jalanan semakin ramai dan macet. Seperti yang terjadi di Jl Kartini. Sejumlah tempat perbelanjaan dan hotel baru bermunculan. Pemerintah sempat membuat jalur one way untuk mengatasi kemacetan pada pertengahan 2015 ini. Namun, kebijakan tersebut dicabut kembali dan saat ini Jl Kartini kembali seperti semula menjadi dua arah. Hal ini berdampak pada pengusaha yang berada di jalan tersebut. Owner Superdog, Kiky Mukti mengatakan, one way bukan sebuah solusi. \"Malah tambah ruwet. Gak one way aja emang dari dulu udah macet, pas one way malah dampaknya jalur lain yang macet,\" ujarnya. Menurut Kiky, kebijakan yang perlu diambil bukan penetapan satu atau dua jalur, tapi baiknya penegakan kedisiplinan pengguna jalan. \"Kalau macet karena mal baru itu momen aja sih sebenernya. Yang bikin macet karena masih banyak angkot dan becak yang berhenti sembarangan,\" katanya. Kiky mengaku, sejak pemberlakuan one way pengunjung cafe miliknya terbilang sepi. Namun, normal lagi setelah kembali dua jalur. \"Waktu itu one way kurang dari sebulan ya, jadi belum banyak pengaruh. Tapi memang pengunjung lebih sedikit,\" ungkanya. Kiky berharap, di tahun 2016 nanti pemerintah tak sekadar mengurusi kemacetan saja. Ada banyak hal yang perlu dibenahi. Salah satunya, tingkat pendidikan di Kota Cirebon. \"Pendidikan itu penting, kalau kualitasnya baik saya yakin berpengaruh ke semua sektor. Pemerintah jangan hanya mengurusi macet aja, tengok banyak daerah yang masih tertinggal dan butuh pendidikan yang lebih baik,\" harapnya. Terpisah, Ketua RW Pancuran Timur, WB Slamet Riyadi mengaku tidak setuju jika Jalan Kartini dikembalikan menjadi satu arah. Ia lebih setuju Jalan Kartini tetap dibuka dua jalur. Pasalnya selama ini, dengan pemberlakukan satu arah warga merasakan sendiri jalan harus memutar. Selain juga potensi rawan kecelakaan tinggi karena banyak kendaraan yang ngebut saat diberlakukan one way. \"Memang adanya pusat-pusat perbelanjaan baru di Kartini itu semakin membuat lalulintas padat, tapi sebagai warga saya tidak setuju jika kartini dibuat satu arah,\" ungkap Slamet Riyadi. Hanya saja, jika itu memang sudah menjadi kebijakan pemerintah, maka mau tidak mau, masyarakat akan mengikutinya. Namun, dirinya berharap agar apabila Kartini dibuat satu arah, diberlakukan hanya pada jam-jam tertentu saja. Ketua Forum RW Kota Cirebon, Untung Mulyadi mengatakan perlu ada upaya untuk mendiskusikan penerapan Jalan Kartini satu arah secara bersama, baik eksekutif, legislatif dan publik yang berkaitan dengan jalur Kartini. Kebijakan penerapan Jalan Kartini satu arah secara sepihak diharapkan tidak diulangi kembali oleh Pemkot Cirebon seperti sebelumnya. Sehinggga pemberlakukan one way kemudian dicabut kembali. \"Duduk bersama, rembug bareng, itulah jalan yang terbaik, antara Eksekutif, legislatif, dan para supir angkot,\" ucap Untung. (mik/jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: