Melihat Kiprah Teater Tjaroeban Inc

Melihat Kiprah Teater Tjaroeban Inc

Angkat Cerita Rakyat, Bangkitkan Kearifan Lokal Teater Tjaroeban Inc salah satu kelompok teater di Cirebon yang mampu mengolah bentuk dan spirit teater tradisional dengan gaya panggung modern. Kelompok yang beranggotakan seniman Cirebon ini semakin eksis di dunia seni pertunjukan hingga kini. Mike Dwi Setiawati, Cirebon KIPRAHNYA di panggung pertunjukan pun perlu diperhitungkan. Belum lama ini, Teater Tjaroeban Inc menerima penghargaan sebagai juara 2 dalam ajang Pasanggiri Teater tingkat Provinsi Jawa Barat yang digelar di Gedung Sunan Ambu STSI, Bandung. Dalam ajang itu, Tjaroeban Inc mengangkat cerita berjudul “Saida Saeni”. Cerita Saida Saeni memiliki kearifan tersendiri. Cerita rakyat tersebut mengajarkan tentang berbagai hal, terutama kemiskinan, kebodohan, tipu daya, dan ketidakadilan. Akan tetapi, di situ juga ada nilai-nilai keuletan. Perlu diketahui, cerita Saida dan adiknya, Saeni, bernasib tragis bukan hanya karena miskin. Ibunya wafat ketika mereka masih kecil. Ayahnya, Ki Sarkawi, kemudian menikah lagi dengan wadon (perempuan) yang ternyata madep rai mungkur ati (antara wajah dan hati tidak sama). Hasutan ibu tirinyalah yang membuat Saida dan Saeni dibuang ayahnya ke tengah hutan. Perjuangan kakak-beradik yang kemudian terpisah itu penuh balada dan elegi, pengembaraan dan tangisan perih. Sampai akhirnya nasib mengubahnya. Saeni, dengan mantra seorang kakek, menjadi pesinden tarling yang terkenal dan kaya. Akan tetapi, kekuatan mantra itu ada batasnya sampai akhirnya ia harus dijemput ajal. Tak hanya Saida Saeni, Tjaroeban Inc dalam setiap pementasan selalu menampilkan cerita rakyat lainnya. Seperti Baridin dan Ratminah. Yakni sebuah legenda percintaan asli Cirebon. \"Kalau di Italia ada kisah Romeo and Juliet, di Cirebon ada Baridin dan Ratminah,\" ujar Ade Hisyam atau yang akrab disapa Ade Bedul, salah satu pendiri Tjaroeban Inc. Baridin dan Ratminah mengisahkan sosok Baridin seorang laki-laki dari keluarga miskin yang jatuh hati pada Ratminah kembang desa yang berasal dari keluarga kaya. Rasa cinta yang dimiliki Baridin ternyata bertepuk sebelah tangan. Bahkan saat keluarga Baridin mencoba melamar sang bunga desa (Ratminah), malah mendapatkan hinaan dari keluarga Ratminah karena status sosial keluarga Baridin. Kecewa dan dendam menyelimuti Baridin karena bukan hanya menghina, Ratminah juga mengusir ibunda Baridin bahkan meludahinya. Baridin kemudian melakukan ritual dengan berpuasa selama 40 hari sambil komat-kamit membaca mantra kemat jaran goyang (semacam ilmu pelet) hingga membuat Ratminah gila dan mencari Baridin. Saat dipertemukan, keduanya meninggal. Ade menambahkan, teater ini mengangkat tema dari sisi humanisme atau kemanusiaan. Kisah Baridin dan Ratminah memiliki pesan moral tersendiri untuk penontonnya. \"Ketika cinta dipaksakan dengan cara apapun, maka hanya kepalsuan yang ada. Manusia hanya bisa berusaha tapi hanya Tuhanlah yang mempunyai takdir,\" tambahnya. Aktif sejak 2008, Tjaroeban Inc terus mengumpulkan referensi dari naskah-naskah kuno tentang cerita rakyat wilayah Cirebon dan sekitarnya. Lebih dari 200 buku yang tengah digarap oleh Tjaroeban Inc untuk mengungkap cerita di dalamnya. Untuk membangkitkan semangat seni teater di Cirebon, Ade, Dede Jeh dan Bombom serta anggota Tjaroeban Inc lainnya rutin mengadakan Cirebon Festival Teater. \"Ke depan kami juga akan mengadakan pemutaran dokumentasi pentas teater yang diagendakan setiap satu bulan sekali. Ini sebagai salah satu langkah menggairahkan napas teater di Cirebon,\" pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: