Bela Negara Mulai Jenjang PAUD

Bela Negara Mulai Jenjang PAUD

JAKARTA – Bocah-bocah kecil mengangkat senjata dan baris-berbaris rapi di tengah lapangan sekolah. Begitu kira-kira bayangan awam masyarakat merespons rencana Kementerian Pertahanan (Kemhan) menerapkan program bela negara di jenjang PAUD dan SD. Kemenhan mengklaim kurikulum bela negara untuk anak-anak sudah hampir rampung. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kemhan Mayor Jenderal Hartind Asrin mengatakan anak-anak usia PAUD dan SD sengaja diikut sertakan, karena memiliki memori yang bagus sehingga efektif untuk ditanamkan sejak dini. Saat ini, kurikulum yang disiapkan sudah hampir selesai. “Kurikulum sudah 85 persen, sedikit lagi,” kata Kepala Badiklat Kemhan Mayor Jenderal Hartind Asrin usai membuat MoU program bela negara dengan PT Petra Arum Gas di kantor Badiklat Kemhan, Jakarta kemarin (6/1). Dalam waktu dekat, pihaknya berencana menemui pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membahas penerapan kurikulum tersebut di sekolah. Khususnya bagi siswa-siswa SD dan PAUD yang notabene masih anak-anak. Diharapkan, program tersebut sudah bisa dilakukan pada tahun ajaran baru mendatang. Dalam kesempatan tersebut, Hartind sempat membocorkan salah satu cara menerapkan kurikulum bagi anak-anak. Yakni dengan cara menyuguhkan tontonan visual. “Metode untuk anak-anak kan yang menyenangkan. Sambil main-main,” terangnya. Metode tersebut dia pelajari dari negara-negara yang berhasil menanamkan jiwa nasionalisme dengan baik seperti Singapura dan Amerika Serikat. Di Singapura, Hartind mencontohkan, anak-anak diperlihatkan sebuah film di mana singapura diserang musuh. Kemudian dalam film tersebut ditunjukkan bagaimana tentara dan alutsista Singapura mampu menghalau serangan tersebut. “Sehingga anak-anak bangga dengan tentaranya,” terangnya. sementara di Amerika, dia takjub melihat Presiden Obama kerap mengajak anak-anak kecil berkunjung dan bermalam di kompleks gedung putih yang merupakan simbol negara. Selain itu, materi seperti baris-berbaris, mendengarkan lagu-lagu kebangsaan juga direncanakan akan masuk dalam kurikulum tersebut. Di tengah melunturnya jiwa nasionalisme di tengah masyarakat, dia yakin nilai-nilai yang diajarkan bela negara mampu memberikan manfaat. Oleh karenanya, dia berharap semua kementerian yang akan diajak kerja sama bisa mendukung program tersebut. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengaku belum mengetahui rencana Kemenhan membuat kurikulum bela negara itu. “Saya akan cek dulu di Kemenhan. Supaya sinkron informasi kurikulumnya,” katanya di Jakarta kemarin. Anies menegaskan bahwa pembuatan kurikulum untuk pendidikan selama ini terfokus di Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud. Anies juga mengomentari apakah layak bela negara itu diberikan kepada anak-anak usia dini (PAUD) dan di SD. Dia menegaskan bahwa bentuk belajar bela negara harus beda untuk anak didik di jenjang pendidikan yang berbeda. Jadi konten serta wujud bela negara antara di PAUD, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, dan masyarakat umum harus berbeda-beda. “Sama seperti belajar menggambar atau bermain musik. Belajarnya berbeda-beda untuk usia yang berbeda,” terangnya. (far/wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: